KH Imam Ghazai Said : “NU diserang Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslim, dan Salafy”

Udah lama ga posting di kategori “Islam, Ma Faith”, akhirnya posting lagi..

Berikut ini wawancara yang menarik dengan seorang ulama NU yang banyak tahu masalah pergerakan Islam, terutama yang berasal dari Timur Tengah. Beliau bercerita mulai dari sejarah pergerakan-pergerakan Islam –yang klo diperhatiin, saat ini juga mulai marak gaungnya di kampus ITB–, idealisme dan gagasan dari masing-masing kelompok, juga perbedaan pandangan fiqh yang dianut NU dan ketiga wajihah tersebut, termasuk mengenai jenggot dan celana cingkrang 😀 Bahkan yang lebih mengejutkan, tokoh-tokoh Islam liberal seperti Ulil, Moqsith cs ternyata “hasil didikan” kelompok Salafy. Simak saja..

***

Beberapa kiai NU belakangan ini mengaku didatangi aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Para aktivis HTI itu selain membagikan brosur juga mengajak kiai masuk kelompok mereka. Diantara kiai itu adalah KH Ahmad Muhammad Alhammad, pengasuh pesantren Qomaruddin Bungah Gresik. “Saya katakan kepada mereka, saya ini NU, tak mungkin ikut paham sampean,” kata Yai Mad – panggilan kiai berparas teduh itu – kepada sejumlah tamunya suatu ketika. ” Brosur-brosurnya ada tapi tidak saya baca,” tuturnya lagi.

Pengurus NU di berbagai daerah, termasuk PWNU Jawa Timur, juga mengaku sering mendapat pengaduan dari warga NU soal aktivis HTI yang berusaha mempengaruhi warga nahdliyin. Bahkan dalam Munas dan Mubes NU di Asrama Haji Sukolilo Surabaya tempo hari para aktvis HTI masuk ke kamar-kamar peserta membagikan selebaran. Jargon mereka – seperti biasa -khalifah sebagai solusi. Belum lagi beberapa masjid NU yang jadi sasaran mereka. Karuan saja banyak kiai penasaran. Gerakan apa sebenarnya HTI? Bagaimana asal-usulnya?

Berikut wawancara HARIAN BANGSA dengan KH Imam Ghazai Said, MA, cendekiawan muslim yang banyak mengamati gerakan Islam radikal. Pengasuh pesantren mahasiswa An-Nur Wonocolo ini memang sangat paham soal berbagai gerakan Islam, terutama yang berasal dari Timur Tengah. Ia selain banyak menulis dan mengoleksi leteratur Islam aliran keras juga bertahun-tahun studi di Timur Tengah. Ia mendapat gelar S-1- di Universitas Al-Azhar Mesir, sedang S-2 di Hartoum International Institute Sudan. Kemudian ia melanjutkan ke S-3 di Kairo University Mesir. Kini intelektual muslim ini aktif sebagai Rois Syuriah PCNU Surabaya dan dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Bisa Anda jelaskan bagaimana sejarah gerakan Islam aliran keras yang
belakangan menjadi perhatian para kiai NU?

Sebenarnya kelompok besarnya itu Ikhwanul Muslimin yang pusatnya di Ismailiah, Mesir. Organisasi ini berdiri pada 1928, dua tahun setelah NU berdiri, NU kan berdiri 1926. Pendiri Ikhwanul Muslimin Syaikh Hasan Al-Banna. Menurut saya, pemikiran Syaikh Hasan Al-Banna ini moderat. Dia berusaha mengakomodasi kelompok salafy yang wahabi, merangkul kelompok tradisional yang mungkin perilaku keagamaannya sama dengan NU dan juga merangkul kelompok pembaharu yang dipengaruhi oleh Muhammad Abduh. Syaikh Al-Banna menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin itu harkah islamiyah, sunniyah, salafiyah, jadi diakomodasi semua, sehingga ikhwanul muslimin menjadi besar. Dalam Ikhwanul Muslimin ada lembaga bernama Tandhimul Jihad. Yaitu institusi jihad dalam struktur Ikhwanul Muslimin yang sangat rahasia. Kader yang berada dalam Tandhimul Jihad ini dilatih militer betul, doktrinnya pakai
kesetiaan seperti tarikat kepada mursyid. Ini dibawah komando langsung Ikhwanul Muslimin. Para militer atau milisi ini menarik kelompok-kelompok sekuler yang ingin belajar tentang disiplin militer. Nasser (Gammal Nasser, red) dan Sadat (Anwar Sadat, red) juga belajar pada Tandhimul Jihad ini.

Apa Nasser dan Sadat yang kemudian jadi presiden Mesir itu bagian dari Ikhwanul Muslimin?

Mereka bagian dari militernya, bukan dari ideologi Ikhwanul Muslimin. Jadi mereka belajar aspek militernya. Ketika pada 1948 Israel mempermaklumkan sebagai negara maka terjadi perang. Nah, Tandhimul Jihad ini ikut perang, dan kelompok ini yang punya prakarsa-prakarsa. Waktu itu Mesir kan masih dibawah kerajaan Raja Faruk dan sistemnya masih perdana menteri, Nugrasi. Tapi akhirnya Arab kalah dan Israel berdiri. Kemudian Tandhimul Jihad balik lagi ke Mesir. Nah, dalam kelompok ini ada Taqiuddin Nabhani yang kemudian mendirikan Hizbut Tahrir. Jadi Taqiuddin itu awalnya bagian dari Ikhwanul Muslimin.

Namun antara Hasan Al-Banna dan Taqiuddin ini kemudian terjadi perbedaan. Hasan Al-Banna berprinsip kita terus melakukan perjuangan dan memperbaiki sumber daya manusia. Sedang Taqiuddin bersikukuh agar terus melakukan perjuangan bersenjata, militer. Taqiuddin berpendapat kekalahan Arab atau Islam karena dijajah oleh sistem politik demokrasi dan nasionalisme. Sedang Hasan Al-Banna berpendapat sebaliknya. Menurut dia, tidak masalah umat Islam menerima sistem demokrasi dan nasionalisme, yang penting kehidupan syariat Islam berjalan dalam suatu negara.

Pada 1949 Hasan Al-Banna meninggal karena ditembak agen pemerintah dan dianggap syahid. Sedang Taqiuddin terus berkampanye di kelompoknya di Syria, Libanon dan Yordania. Kemudian Tandhimul Jihad diambil alih Sayid Qutub, ideolognya Ikhwanul Muslimin. Ia dikenal sebagai sastrawan dan penulis produktif, termasuk tafsir yang banyak dibaca oleh kita di Indonesia. Nah, Sayid Qutub ini mendatangi Taqiuddin agar secara ideologi tetap di Ikhwanul Muslimin. Tapi Taqiuddin tidak mau karena ia beranggapan bahwa Ikhwanul Muslimin sudah masuk lingkaran jahiliyah. Ya, itu menurut Taqiuddin hanya gara-gara Ikhwanul Muslimin menerima nasionalisme. Akhirnya Taqiuddin mendirikan Hizbut Tahrir. Artinya, partai pembebasan. Maksudnya, pembebasan kaum muslimin dari cengkraman Barat dan dalam jangka dekat membebaskan Palestina dari Israel. Itu pada mulanya. Ia mengonsep ideologi khilafah Islamiyah.

Lantas?

Nah, karena ia berideologi khilafah Islamiyah, sementara di negaranya sendiri telah berdiri negara nasional, maka akhirnya berbeda dengan masyarakatnya. Di Lebanon, sudah berdiri negara nasionalis yang multi karena rakyatnya terdiri dari banyak agama, undang-undangnya sesuai jumlah penduduknya, misalnya, presidennya, harus orang Kristen Maronit, Perdana Menterinya harus orang Islam Sunni, ketua parlemennya harus orang Islam Syiah. Di Syiria juga telah menjadi negara sosialis, begitu juga Yordania
telah berdiri sebagai negara sesuai kondisi masyarakatnya. Akhirnya Hizbut Tahrir itu menjadi organisasi terlarang (OT) di negara asal berdirinya. Karena ia menganggap nasionalisme itu sebagai jahiliah modern. Namun meski menjadi organisasi terlarang Hizbut Tahrir tetap bekerja dan menyusup ke tentara, ke berbagai organisasi profesi dan masuk juga ke parlemen.

Hizbut Tahrir masuk ke partai politik dengan menyembunyikan identitasnya. Dari situlah kemudian terjadi upaya-upaya untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah yang sah pada jaman Raja Husen. Sehingga sebagian anggota Hizbut Tahrir diajukan ke pengadilan dan dihukum mati. Sampai sekarang Hizbut Tahrir masih jadi organisasi terlarang di Yordania.

Bagaimana sejarahnya sampai ke Indonesia?

Mereka mengembangkan ke sini melalui mahasiswa yang belajar di Mesir. Pola ikhwan dikembangkan, pola Salafy dan pola Hizbut Tahrir dikembangkan. Tapi antara Ikhwan, Salafy dan Hizbut Tahrir secara ideologi bertemu, ada kesamaan. Mereka sama-sama ingin menerapkan formalisasi syariat Islam. Hanya
bedanya, kalau Salafy cenderung ke peribadatan, atau dalam bahasa lain mengislamkan orang Islam, karena dianggap belum Islam. Dan target utamanya NU karena dianggap sarangnya bid’ah.ha.ha.ha.. Bisa saja kelompok Salafy, Hizbut Tahrir dan Ikwanul Muslimin membantah, tapi saya tahu karena saya
telah berkumpul dengan mereka.

Kalau Ikhwanul Muslimin?

Sama. Kelompok Ikhwanul Muslimin, menjadikan NU sebagai target. Mereka bergerak lewat mahasiswanya yang dinamakan usrah (keluarga). Usrah ini minimal 7 orang, dan maksimal 10 orang. Ini ada amirnya dan amir inilah yang bertanggungjawab terhadap kelompok. Bagaimana mengatasi kebutuhan kehidupan sehari-hari terpenuhi, misalnya kalau ada anggota yang kesulitan bayar SPP.
Jadi mereka tak hanya bergerak di bidang politik, tapi juga bidang-bidang lain. Nah, kelompok inilah yang kemudian menamakan diri sebagai Tarbiyah yang bermarkas di kampus-kampus seperti Unesa dan sebagainya. Kelompok Tarbiyah inilah yang menjadi cikal bakal PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Mereka umumnya alumni Mesir, Syiria atau Saudi. Kelompok ini masih agak moderat karena masih mau menerima negara nasional. Tapi substansi perjuangan formalisasi syariat sama dengan Hizbut Tahrir atau Salafy.

Kalau dalam ideologi khilafah Islamiyah?

Hizbut Tahrir katemu dengan Salafy dan Ikhwanul Muslimin dalam soal formalisasi syariat. Tapi dari segi sistem khilafahnya tidak ketemu. Sebab khilafah Islamiyah itu dianggap utopia. Misalnya bagaimana denganya sistem Syuronya, apakah meniru sistem Turki Utsmani yang diktator atau Umayah, itu masih problem. Tapi bagi Hizbut Tahrir yang penting khilafah Islamiyah.

Apa saja program Hizbut Tahrir?

Mereka sampai kini punya konstitusi yang terdiri dari 187 pasal. Dalam konstitusi ini ada program-program jangka pendek. Yaitu dalam jangka 13 tahun, menurut Taqiuddin, sejak berdiri 1953, Negara Arab itu sudah harus jadi sistem Islam dan sudah ada khalifah. Taqiuddin juga menarget, setelah
30 tahun dunia Islam sudah harus punya khalifah. Tapi kalau kita hitung sejak tahun 1953 sampai sekarang kan tidak teralisir.he..he..he.. Jadi utopia, tapi mereka masih semangat.

Bagaimana sejarah Hizbut Tahrir ke Indoneisia?

Itu melalui orang Libanon. Namanya Abdurrahman Al-Baghdadi. Ia bermukim di Jakarta pada tahun 80-an. Kemudian juga dibawa Mustofa bin Abdullah bin Nuh. Inilah yang mendidik tokoh-tokoh HTI di Indonesia seperti Ismail Yusanto, tokoh-tokoh Hizbut Tahrir sekarang. Tapi sebenarnya diantara mereka ada friksi. Karena tokoh-tokoh HTI yang sekarang merasa dilangkahi oleh Ismail Yusanto ini.

Bagaimana gerakan mereka di Indonesia?

Ini anehnya. Di Indonesia mereka terus terang menganggap Pancasila jahiliah. Nasionalisme bagi mereka jahiliah. Tapi reformasi kan memberi angin kepada kelompok-kelompok ini sehingga dibiarkan saja. Dan tidak ada dialog. Akhirnya mereka memanfaatkan institusi (seolah-olah) “mendukung” pemerintah untuk mempengaruhi MUI (Majelis Ulama Indonesia). Tapi mereka taqiah (menyembunyikan agenda perjuangan aslinya), sebab mereka menganggap Indonesia itu sebenarnya jahiliah. Taqiah itu ideologi Syiah tapi dipakai oleh mereka.

Lalu bagaima cara Hizbut Tahrir merealisasikan kepentingan politiknya?

Meski bernama partai, Hibut Tahrir, tak bisa ikut pemilu. Hizbut Tahrir membentuk beberapa tahapan dalam menuju pembentukan khilafah Islamiah. Pertama, taqwin asyakhsyiah islamiah, membentuk kepribadian Islam. Mereka pakai sistem wilayah, karena gerakan mereka internasional. Jadi untuk
Indonesia wilayah Indonesia. Tapi sekarang pusatnya tak jelas, karena di negaranya sendiri sangat rahasia. Mereka dikejar-kejar karena Hizbut Tahrir ini organisasi terlarang. Tapi mereka sudah ada di London, Austria, di Jerman dan sebagainya.

Siapa tokoh internasionalnya itu?

Nah itu rahasia. Tapi di sini mereka terbuka karena Indonesia memberi peluang. Ada Ismail Yusanto dan sebagainya, jadi bisa muncul di media massa. Nah, dari taqwin syahsyiah islamiah ini bagaimana bisa mengubah ideologi nasionalis menjadi internasionalis Islam. Mereka agresif, jadi terus menyerang. Karena itu orang-orang NU didatangi, termasuk kiai-kiainya didatangi oleh mereka.

Kedua, attau’iyah, penyadaran.
Ketiga, at-ta’amul ma’al ummah, interaksi dengan masyarakat secara keseluruhan. Mereka membantu kepentingan-kepentingan. Saya dengar di Surabaya, di Unair dan ITS saja, dalam urunan mereka bisa menghasilkan uang Rp 30 juta tiap bulan.
Keempat, harkatut tatsqif, gerakan intelektualisasi. Ini diajari bagaimana menganalisa hubungan internasional, mempelajari kejelekan-kejelekan ideologi kapitalisme. Pokoknya yang ideologi modern itu
mereka serang semua. Mereka melontarkan Islam sebagai solusi atau alternatif.
Ini beda dengan Ikhwanul Muslimin dan Tarbiah Islamiah yang kemudian menjelma sebagai PKS. Sebab Ikhwanul Muslimin agak fleksibel. Kasus di Syria, di bawah Mustofa as-Syiba’i, ketika ideologi pemerintahannya sosialisme, mereka ikut sosialis. Ia mencari landasan hukum bahwa sosialisme itu benar menurut Islam. Maka Mustofa as-Syiba’i menulis buku Istiroqiyah Islamiah, jadi sosialisme Islam.

Tapi Hizbut Tahrir di Indonesia kan pendukung PKS?

Kalau dukungan iya, tapi secara formal mereka tidak. Ya, mungkin ada kesamaan dalam perjuangan yang terbatas.

Lalu tahapan apalagi?

Yang terakhir, at-taqwin daulah islamiah, membentuk Negara Islam. Sarananya apa? Biwasailil jihad, dengan sarana jihad. Jadi bagi negara nasional, gerakan mereka, menurut saya, bahaya. Karena gerakan selanjutnya adalah istilamul hukmi, merebut kekuasaan. Meskipun utopia tapi kalau mereka pakai cara-cara kekerasan, kan berat. Karena mereka didoktrin dan pengikutnya muda-muda semua. Misalnya, mahasiswa semester 2 atau 3. Bahkan santri saya datang ke saya, ia bilang diajak Hizbut Tahrir. Saya persilakan. Tapi saya sendiri pernah diprotes oleh Hizbut Tahrir.

Kenapa?

Saya kan pernah bilang, bahwa pendapat ijtihadi Hizbut Tahrir ada yang kontroversial. Misalnya pendapat fiqhnya menyatakan bahwa anggota Hizbut Tahrir itu sebenarnya boleh non-muslim. Ini kan kontroversi. Kemudian, menurut Hizbut Tahrir, perempuan boleh jadi anggota parlemen. Kalau di Arab
ini kontroversi. Lalu juga – menurut Hizbut Tahrir – boleh melihat film porno. Kemudian, ini yang menarik, menurut Hizbut Tahrir, boleh mencium perempuan bukan muhrim, baik syahwat maupun tidak syahwat. Begitu juga salaman dengan perempuan, boleh.Tapi mereka (aktivis Hizbut Tahrir) membantah.

Waktu di NU Centre, mereka membantah karena saya menyatakan menurut paham Hizbut Tahrir boleh salaman dengan perempuan bukan muhrim. Mereka tanya, masak Hizbut Tahrir membolehkan ciuman dengan cewek bukan muhrim. Padahal setelah saya lihat dalam buku mereka ini (Imam Ghazali Said menunjukkan buku) memang boleh. Berikutnya, perempuan boleh berpakaian celana yang untuk kawasan Timur Tengah dianggap kontroversi. Juga boleh orang kafir menjadi panglima di Negara Islam, bahkan jadi khalifah sekalipun, asal dia taat pada undang-undang Islam. Kemudian juga boleh umat Islam membayar jizyah (pajak) kepada Negara kafir dalam kondisi umat Islam belum kuat.

Respon mereka?

Lha, ini nggak benar, kata mereka. Kata mereka, yang bicara begini ini harus Hizbut Ttahrir. Lalu saya bilang, saya kan punya data autentik. Ini tulisan syaikh Anda sendiri, Taqiuddin Nabhani (pendiri Hizbut Tahrir). Daulah Islamiyah. Saya sebagai guru kan tak boleh bohong. Sekarang mahasiswa tak bisa dibohongi. Mereka bisa akses informasi kemana-mana sehingga kita tak bisa nutup-nutupi. Katanya mereka (aktivis Hizbut Tahrir) mau kesini, mau lihat buku ini. Saya bilang boleh, tapi cukup difoto kopi. Kalau buku ini dibawa jangan, nanti hilang.

Apa kira-kira dasar Hizbut Tahrir membolehkan cium cewek segala itu?

Di sini tak dijelaskan alasannya. Tapi perkiraan saya agar orang Islam dapat dukungan dalam mendirikan khilafah, maka tak boleh terlalu ketat. Tapi menurut saya sampai sekarang belum ada tanda-tanda mereka akan bisa mendirikan khilafah. Karena kalau terlalu ketat mereka tak bisa mendapat dukungan internasional. Padahal mereka orientasinya internasional. Karena itu kampanye mereka sekarang tidak boleh mengkafirkan sesama muslim. Padahal ideologinya mereka kafirkan. Nasionalisme mereka kafirkan.

Bagaimana pandangan mereka soal fiqh?

Ada pemikiran begini. Apakah negara yang pakai sistem jahiliah itu perlu fiqh. Padahal fiqh itu adalah hukum Islam yang harus dilaksanakan dalam pemerintahan yang Islam. Ini terjadi perdebatan antara Sayid Qutub dan Wahba Suhairi. Dr Wahba ini orang Syria yang kitabnya jadi kutub muktabarah di NU.
Dalam ICIS tempo hari Wahba ini datang. Sayid Qutub ini asalnya kan seorang hakim. Tapi, ketika dia masih jadi hakim ia masih menganggap penting sistem khlafah.

Menurut Sayid Qutub dan Taqiuddin Nabhani, fiqh tidak perlu dipelajari atau dipraktikkan sepanjang suatu negara belum melaksanakan sistem Islam. Sedang Wahba Suhairi menganggap bahwa fiqh adalah suatu keniscayaan. Ini jadi polemik. Menurut Wahba, orang Islam harus belajar fiqh, baik negaranya Islam maupun tidak Islam. Jadi menurut Wahba tidak hanya sistem pemerintahan saja, tapi bagaimana orang nikah, orang salat, muamalah, semua itu kan fiqh yang ngatur. Tapi menurut Sayid Qutub dan Taqiuddin Nabhani tidak perlu itu. Yang penting bagaimana memperjuangkan menegakkan pemerintahan Islam, baru setelah itu fiqh. Karena itu meski buku-buku atau tulisan Sayid Qutub banyak tapi tak ada fiqhnya. Semua buku-buku dia bernuansa politik. Misalnya pertarungan Islam dan kapitalisme dan sebagainya.

Dari penjelasan Anda ini tampak bahwa aktivis HTI sendiri kemungkinan banyak
yang belum paham tentang pemikiran Taqiuddin Nabhani sebagai pendirinya?

Begini. Mereka itu ada jubirnya, jadi informasi dan pemikiran yang keluar diatur. Jadi referensi mereka tidak terbuka.

Berarti ada beberapa pemikiran yang disembunyikan bagi pengikutnya?

Ya, padahal kondisi sekarang kan sudah tidak bisa model begitu. Seperti saya kan tidak bisa mengelabuhi mahasiswa saya. Karena mahasiswa saya bisa mengakses literatur primer. Kecuali anggotanya bodoh-bodoh. Kan kasihan kalau anggotanya bodoh-bodoh. Karena itu ketika saya menyampaikan informasi yang benar dari sumber primer lalu dikira keliru oleh mereka. Ya, ndak bisa, wong saya punya sumber primer. Mereka katanya mau melihat sumber primer ini.

Maksudnya sengaja disembunyikan?

Bisa saja dianggap aib dan kalau itu dimunculkan pasarnya bisa tidak laku. Karena itu disembunyikan. Tapi pada era sekarang mana bisa disembunyikan. Lha,wong, di tiga negara, di Libanon, Syria dan Yordan, Hizbut Tahrir itu jadi organisasi terlarang. Di Mesir juga jadi organisasi terlarang karena mau menggulingkan pemerintahan yang sah. Jadi mereka gampang terseret pada aksi kekerasan. Karana itu anak-anak muda NU jangan mudah terprovokasi ikut mereka.

Tapi dalam hal-hal tertentu kan ada juga beberapa kesamaan dengan NU?

Ya, mungkin ada kesamaan. Qur’annya satu, Nabinya satu (Muhammad), karena itu kita tak bisa saling menyesatkan sebab masing-masing punya pandangan keagamaan yagn berbeda. Jadi ada hal yang sama dan ada hal yang beda. Artinya, bidang-bidang yang dikerjakan NU ya serahkan kepada NU, sedang bidang-bidang bagian mereka ya serahkan mereka. Ini tidak akan berbenturan. Jadi jangan mencaplok. Sudahlah yang bagian khilafah sampean (Hizbut Tahrir), carilah pengikut tapi jangan di NU. Mestinya orang-orang kafir diupayakan jadi basis pendukung, misalnya.

Kalau kelompok Salafy?

Mereka bergerak dalam bidang pendidikan. Misalnya LPBA (Lembaga Pendidikan Bahasa Arab) yang sekarang menjadi Lembaga Ilmu Keislaman cabang dari Jamiatul Imam Riyadh. Ini dibiayai dari sana sangat besar. Sebenarnya orang-orang seperti Ulil (Ulil Abshar Abdalla, red), Imdad dan sebagainya
alumni LPBA ini. Lah, mereka ketemu dengan Rofik Munawar yang dulu ketua PKS Jawa Timur. Anis Matta (sekjen PKS) itu juga teman Ulil di LPBA. Mereka dulu alumni situ. Hanya saja ada yang kemudian terbawa dan larut dalam salafy seperti Anis Mattta, tapi ada yang nggak, ya kayak Ulil itu. Kalau Anis
Matta terbawa Salafy tapi pola politiknya ikut Ikhwanul Muslimin.

Kelompok Salafy ini sangat puritan. Jadi tahlilan, dibaan, ziarah kubur, mereka sangat tidak mau. Mereka menganggap itu syirik. Nah, disinilah, dalam bidang peribadatan itu, kelompok PKS ketemu dengan Salafy.

Sedang orang-orang seperti Ulil, Imdad dan anak-anak pesantren yang sekolah di LPBA melakukan pemberotakan. Mereka menganggap (paham Salafy) itu tak cocok dengan budaya saya (Ulil cs) yang NU. Akhirnya mereka melanjutkan ke ilmu-ilmu filsafat, sosial dan sebagainya, termasuk belajar ke Magnez Suseno di Driyarkara. Kemudian berkomunikasi dengan Nurcholis Madjid, ketika Nurcholis masih ada (hidup). Nah, dalam diri Ulil cs ini kemudian terbentuklah suatu sosok yang berasal dari pola radikal (Salafy), ketemu dengan ilmu-ilmu sosial, ketemu dengan Nurcholis Madjid, ketemu dengan Gus Dur dan sebagainya. Jadi mereka ini meramu dari berbagai unsur itu sehingga jadilah orang seperti Ulil, Hamid Basyaib, Luthfi Syaukani, Muqsith dan sebagainya.

Apa ada kesamaan dalam soal simbol-simbol pakaian di antara mereka?

Ya, memang ada kesamaan, baik kelompok Hizbut Tahrir, Tarbiah (PKS) maupun Salafy. Misalnya pakai celana cingkrang, berjenggot dan sebagainya. Tapi semua kelompok ini sama menyerang NU.

O, ya bagaima sebenarnya sebenarnya soal pakaian itu menurut Islam?

Menurut mereka, Nabi itu jenggotan. Abdul Aziz, tokoh Salafy, itu menulis tentang membiarkan jenggot. Menurut dia, kalau orang mencukur jenggot dianggap tabi’ul hawa, mengikuti hawa nafsu. Jadi menurut mereka memahami sunnah Rasul itu apa saja diikuti, termasuk cara berpakaian. Tapi kalau NU kan tidak begitu cara memahami sunnah Rasul. Paling tidak, NU terdidik memahami sunnah Rasul itu dalam arti substantif, misalnya soal peribadatan. Tapi kalau soal pakaian kalangan NU yang terdidik menganggap
itu sebagai budaya. Misalnya soal sorban. Nabi memang bersorban tapi harus diingat Abu Jahal dulu juga sorbanan.

Begitu juga soal jenggot. Kalangan NU terdidik menganggap itu sebagai budaya. Karena Abu Jahal pun juga jenggotan. Masak orang nggak punya jenggot disuruh memelihara jenggot. Ada orang yang jenggotnya hanya tiga helai atau tiga lembar itu disuruh pelihara..kan lucu.ha.ha.ha.

Kalau soal celana mereka yang cingkrang?

Kan ada dalam hadits Nabi bahwa kalau pakaian orang itu nglembreh ke kakinya dianggap huyala, sombong. Padahal dulu pakaian Abu Bakar juga ngelembreh, panjang ke bawah tapi tidak dianggap sombong. Waktu itu Abu Bakar tanya, apakah saya ini juga dianggap sombong karena pakaian saya ngelembreh. Lalu dijawab, o, tidak, karena Abu Bakar memang tidak sombong, meski pakaiannya nglembreh. Karena tubuh Abu Bakar kurus, jadi sudah wajar kalau pakaiannya dipanjangkan sampai nglembreh.

Karena itu menurut kalangan NU, pakaian itu dianggap sebagai budaya. Masak orang pakai kopyah hitam dianggap bid’ah hanya karena Nabi tak pernah pakai kopyah hitam. Kan waktu itu belum ada perusahaan kopyah Gresik ha.ha.. Nah, disini lalu semua menyerang NU. Jadi mereka semua, Hizbut Tahrir, Tarbiyah dan Salafy itu sama menyerang NU. Menurut mereka, yang dimaksud ahlussunnah itu adalah versi Ibnu Taymiah, bukan paham versi Asy’ari. Dalam buku-buku mereka paham Asy’ari itu dianggap sesat. Padahal NU kan menganut paham Asy’ari.

Ada yang berpendapat,kalau niat mereka untuk dakwah, kenapa mereka kok tidak merekrut komunitas lain yang belum beragama, misalnya. Kalau jamaah NU kan hasil jerih payah para wali songo dan ulama kultural, kenapa mereka tidak cari kreasi sendiri agar tidak menimbulkan konflik sesama umat Islam?

Ya, karena mereka mau mengislamkan orang Islam. Jadi kita yang sudah Islam ini harus diislamkan lagi.ha.ha..

Jadi iman umat Islam masih perlu diadili. Berarti mereka merasa paling Islam?

O, ya, mereka memang merasa paling Islam. Karena itu harus kita pahami itu. Kalau sikap saya tetap harus moderat. Sepanjang mereka tidak menyerang kita ya kita nggak apa-apa. Tapi mereka menyerang kita, ya kita harus melawan. Karena itu di beberapa tempat seperti di NTT, Jember, kita lawan karena
mereka sudah menyerang kita. Di Purwokerto misalnya orang NU dianggap sesat. Saya kan kesana, orang NU di sana dianggap dlalal finnar, masuk neraka.ha..ha.. ya kelompok Salafy itu. Jadi yang menyerang NU dalam peribadatan itu kelompok Salafy, sedang yang menyerang NU dari segi politik
kelompok Hizbut Tahrir dan Tarbiyah (PKS). Jadi orang NU itu harus sadar, bahwa sekarang mereka diserang dari berbagai arah.

Jadi secara paradigmatik maupun aksi memang beda sekali dengan NU?

Sejak Gus Dur mimpin NU kan membuka cakrawala baru di kalangan anak-anak muda NU. Gus Dur mengevaluasi bahwa formalisasi syariat ternyata selalu gagal, karena itu Gus Dur membuka wacana baru Islam sebagai etika soial. Dan ini kemudian menjadi gaung NU sampai sekarang, walau belakangan NU diutik dengan formalisasi syariat. Tapi Pak Hasyim Muzadi dalam berbagai wawancara menyatakan tidak memperjuangkan Islam seperti teksnya tapi yang diperjuangkan adalah ruhnya. Bisa saja KUHP seperti sekarang tapi ruh Islam ada di situ. Nah, dalam hal ini pengaruh Gus Dur sangat besar.

Tapi di struktural NU sekarang kan dilakukan pembersihan terhadap kelompok-kelompok Gus Dur. Di Lakpesdam, Imdad (M Imaduddin Rahmat, red) bilang kepada saya bahwa dia hanya ditaruh sebagai pemimpin redaksi Tashwirul Afkar. Tapi di struktur Lakpesdam ia sudah tak masuk. Tapi untuk membersihkan orang-orang Gus Dur secara total tidak bisa. Karena pengurus NU yang pandai-pandai adalah “didikan” Gus Dur. Paling tidak, secara visi keagamaan sama karena sebelumnya pernah lama berinteraksi dengan Gus Dur. Misalnya Endang Turmudzi, Sekjen PBNU. Dia kan orang LIPI. Kemudian Nazaruddin Umar, Katib Aam Syuriah. Nah, ketika berhubungan dengan dunia internasional, kelompok-kelompok “didikan” Gus Dur inilah yang bisa berkomunikasi. Jadi meski mereka ini dibenci tapi tetap dibutuhkan. Misalnya ada Masdar dan sebagainya. Dan mereka inilah yang mengerti persoalan yang dihadapi NU ke depan dalam menghadapi kelompok-kelompok Islam radikal itu.

Bisa dijelaskan soal NU dalam kontek negara nasional?

NU fiqh mainded. Fiqh siyasi (politik) di NU kurang berkembang. Fiqh yang dikembangkan NU adalah fiqh dalam kontek negara nasional. Ketika Kiai Hasyim Asy’ari (pendiri NU, red) mengeluarkan fatwa resolusi jihad Negara Indonesia dalam kondisi bukan negara agama. Karena saat itu kalimat menjalankan syariat Islam sudah dihapus kemudian Belanda datang lagi akhirnya Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa jihad. Jadi Negara yang dipertahankan waktu itu negara “sekuler” kan. Jadi NU tak bisa lepas dari negara nasionalis atau sebagai nasionalis. Nah, fatwa jihad Kiai Hasyim itu merupakan fatwa pertama di dunia Islam yang mempertahankan negara nasionalis. Belum ada ketika itu ulama yang berfatwa kewajiban jihad untuk mempertahankan Negara nasionalis. Jadi Kiai Hasyim Asy’ari itu pelopor pertama.

Apa kira-kira dasar pemikirannya?

Mungkin bagi Kiai Hasyim yang terpenting Indonesia merdeka dulu. Apalagi bangsa Indonesia mayoritas umat Islam. Ini yang harus diutamakan. Jadi Kiai Hasyim membuat fatwa untuk mengusir penjajah dan mempertahankan negara nasional. Nah, ini bagi wacana pemikiran internasional seperti orang-orang yang menginginkan sistem kahalifah kontroversi. Perjuangan NU berikutnya, dalam sejarahnya, seluruhnya selalu terkait dengan negara. Soekarno, misalnya, diberi gelar waliyul amri dlaruri bissyaukah
Jadi pemerintah darurat yang mempunyai kekuatan. Ini asalnya kan diberi oleh konfrensi ulama di Cipanas 1954. Kemudian pada 1956 oleh NU dianggap sah. Ini artinya apa? Karena dikaitkan dengan fiqh? Sebab perempuan yang tidak punya wali dalam pernikahan walinya harus Sulthon. Padahal hadits as-sultonu waliyu man laa waliya lah. Sulthon itu adalah wali bagi orang yang tak punya wali. Kalau Sulthon ini tidak diberi legitimasi sesuai syariat kan tidak sah Sulthon ini. Jadi ini terkait dengan fiqh maka negara walau sekuler harus diakui sah menurut syariah. Nah, cara berpikir ini saya kira cerdas. Kalau nggak gimana. Sulthon itu siapa, padahal kalau orang kawin harus mencatatkan diri ke situ. Nah, itulah NU. Tapi ini kemudian disalahpahami oleh kelompok Islam modernis. Dikira NU itu oportunis pada negara karena memberi legitimasi. Padahal sebenarnya ini terkait dengan fiqh.

Faktor lain?

Faktor kedua memang pada tahun 50-an itu Kartosuwirjo sedang mengadakan pemberontakan. Nah, pemberian gelar waliyul amri dlaruri bissyaukah itu sebagai legitimasi pada Soekarno agar bisa mengatasi gerakan pemberontakan itu. Tapi inti NU itu sebenarnya pada fiqh urusan perkawinan tadi itu, bukan
pada fiqh siyasahnya (politik). Selanjutnya perjuangan NU terus berkait dengan negara nasionalisme. Ini yang harus dipahami oleh kelompok-kelompok baru ini seperti Hizbut Tahrir dan sebagainya itu.

Dengan demikian, bisa dijelaskan perbedaan antara NU dan HTI?

Ya. NU berdiri tahun 1926 dalam proses menuju pembentukan negara Indonesia. Sedang Hizbut Tahrir (HT) berdiri ketika nation state di tempat ia berdiri telah terbentuk, yaitu tahun 1953. Dari segi latar belakang waktu yang berbeda ini, dipahami bahwa sejak awal NU memberi saham besar terhadap pembentukan nation state yang kemudian menjadi negara Indonesia merdeka.

Sedang HT berhadapan dengan negara yang sudah terbentuk. Maka wajarlah, jika HT menganggap bahwa nasionalisme itu sebagai jahiliyah. Karena mereka anggap menjadi penghalang dari pembentukan internasionalisme Islam, apalagi nasionalisme tersebut tidak memberlakukan syariat Islam dan lebih banyak mengadopsi sistem hukum sekuler Barat.

NU menerima sistem hukum penjajah dalam keadaan darurat. Karena negara tidak boleh kosong dari hukum. Selanjutnya, NU berjuang agar hukum yang berlaku di negara ini bisa menjadikan fikih sebagai salah satu sumber dari hukum nasional kita. Dari situ, NU ikut ambil saham dalam penerapan UU Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang saat ini berlaku di Indonesia. Tentu HT belum punya saham dalam memperjuangkan hukum Islam di negara nasional ini, sehingga tidak logis jika HT langsung menentang negara nasional ini gara-gara tidak memberlakukan syariah Islam secara kaffah.
Jadi, perjuangan NU dalam menegakkan syariah baik sebagai etika sosial maupun sebagai hukum formal tidak bisa diletakkan di luar NKRI. Karena NKRI ini didapat dengan perjuangan para syuhada yang gugur pada prakemerdekaan maupun pascakemerdekaan. Pendek kata, NU tidak bisa terpisah dari negara
nasional ini.

Mestinya, suatu ormas dapat diakui legal di negara ini harus terdaftar di Depkum HAM. Apakah ini berlaku bagi HTI?

Nah itu masalahnya. Saya tidak tahu. Yang jelas, HTI dapat leluasa melakukan kegiatan pascareformasi. Tapi jika dilihat dari semua kegiatan yang dilakukan, tampaknya HTI belum mengantongi izin sebagai ormas. Karena jika nanti dipelajari tujuan berdirinya ormas ini oleh pemerintah, pasti ormas

ini dilarang karena menentang konstitusi negara. Hal seperti itu yang terjadi di Yordan, Syiria, Libanon, Malaysia, dan lain-lain. Jadi, HT di semua negara itu menjadi organisasi bawah tanah.Indikator ini tampaknya ada di Indonesia. Buktinya, tidak jelas siapa Amirnya. Yang tampak itu Ismail Yusanto sebagai juru bicara. Atau di Jawa Timur itu siapa Amirnya? Yang kelihatan dr Usman sebagai humas atau jubirnya. Jabatan ketua DPD I, DPD II HTI, itu sebenarnya kamuflase untuk mengelabui agar diakui sebagai ormas yang legal.Kalau tujuannya menentang konstitusi negara, bagaimana mungkin bisa diakui? Tapi saya tidak tahu. Barangkali sudah mengantongi izin. Ini yang perlu dijelaskan oleh HTI dan
pemerintah. Realitanya, sistem sel seperti yang terjadi di Yordan, Mesir, Sudan, dan lain-lain juga berlaku di sini. Di sini mestinya pemerintah cermat. Namun saya yakin, BIN sudah tahu masalah ini, tapi sengaja dibiarkan. Semua yang saya jelaskan itu berdasarkan sumber-sumber primer tulisan pendiri dan aktifis HT di Yordan, Palestina, Syiria, Libanon dan Mesir. Di antaranya Al Daulah al Islamiyah karya Taqiyuddin Nabhani, Kaifa Huddimat al Khilafah karya Abdul Qodim Zallum, dan lain-lain yang semuanya ada di Perpustakaan An-Nuur.

Harapan Anda pada HTI dan NU?

Antara NU dan HTI itu memang ada perbedaan prinsip, tapi ada juga kesamaan. Keinginan untuk melaksanakan ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan itu sama antara keduanya. Hanya perbedaannya, adalah bagaimana cara merealisasikannya. NU lebih realistis, sedang HTI utopis. Lah, kapan khalifah seperti yang dicita-citakan itu akan muncul? Wong prediksinya – yang katanya 30 tahun dari berdirinya HTI, sistem khalifah akan terbentuk di seluruh dunia Islam. Buktinya mana? Di Yordan saja masih jauh, apalagi di Indonesia.

Karena itu, hal-hal yang sama mestinya bergerak secara koordinatif. Obyek dakwah yang sudah menjadi kaplingan NU, jangan diganggu. Apalagi itu jelas-jelas masjidnya NU, lembaga pendidikan NU, dan lain-lain. NU sendiri mestinya mampu merumuskan tujuan idealnya di negeri ini. Sekaligus merumuskan langkah-langkah realistis untuk mencapai tujuan itu. Dalam hal ini, kita bisa berguru pada HTI dengan empat marhalah perjuangan HT yang populer itu. (takwin syakhsiyah islamiyah – pembentukan pribadi
islami, taw’iyah – penyadaran keislaman, tatsqif (intelekktualisasi), dan takwinud daulah – pembentukan negara khilafah atau populer juga dengan istilah taslimul hukm – merebut kekuasaan). Ke depan, saya mengharap, HTI berhenti dan tidak mengganggu obyek-obyek dakwah NU. Jika tidak, NU akan melawan.

Kalau begitu, HT tidak boleh mempunyai aset?

Ya pasti. Karena di Indonesia baru berkembang dan legalitasnya masih dipertanyakan. Mungkin karena faktor inilah aktifis-aktifis HT memanfaatkan toleransi warga NU sehingga masjid-masjidnya banyak dikuasai oleh HT. Remaja Masjid Surabaya, misalnya, sudah dikuasai mereka.

72 Responses to KH Imam Ghazai Said : “NU diserang Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslim, dan Salafy”

  1. aisar says:

    O iya, pengalaman aku posting tentang “Ahmadiyah”, trus ada aja yang nyeletuk “Oh, Aisar berarti pengikut Ahmadiyah toh”

    Nah, walopun postingan ini NU banget, aku bukan orang NU jadi ga perlu nyeletuk lagi ya 😀

    Aku mah “cukup” Islam saja, ga pake embel-embel..

    Kecuali ntar klo mo masuk politik, terpaksa mesti punya “kendaraan” hahaha…

  2. F4154LMAN says:

    Hmm,kurang meyakinkan ah wawancaranya… cenderung bias ke salah satu ormas, pasti banyak yang protes dah.

    Keknya bakal lebih sohih kalo yang diwawancaranya pengamat sejarah dan politik islam yang non-ormas, Sar 😉

  3. Ahmad Ridwan says:

    OOT:
    wawancara sendiri?

  4. pakne faiza says:

    iya tuh…wawancara sendiri ya? lebih baiknya kalo ditulis data secara ilmiah.Hizbut Tahrir cium cewek….yang bener aja? gubraaaak!!!hati2 itu fitnah lho…kalo bener boleh ……wah mesti pengikutnya buanyaaaaaaaaaaaaaak buangeeeeeeeeeets dunks!wekekekekekekekekekek…kek!
    lebih baik konfirmasi ke berbagai pihak, kalo nggak salah itu buku terbitan WAMY ya…atau Thariqatu ila Jama’atul Muslimin.setahu saya bukan terbitan HT dech…..okay?so…cek n ricek dunks!!!biar gak jadi FITNA….he2.sukses for Aisar

  5. Dhimas says:

    wah ini salah kaprah.. cenderung ke fitnah.. banyak sekali cerita yang salah.. jangan deh aisar muat yang aneh2 macam gini…

  6. KnightDNA says:

    Aku mah “cukup” Islam saja, ga pake embel-embel..

    Yang ini gue dukung, Sar! Gak usah mempermasalahkan keislaman seseorang dari sudut pandang yang lebih spesifik (mazhab misalnya).

    Sebenarnya, gak perlu mempermasalahkan dia itu Hanafi ato Syafi’i (misalnya…), yang penting dia dengan teguh mengamalkan ajaran Al Qur`an dan Al Hadits dalam kehidupan sehari2. Begitu juga soal yang di atas tadi.

    -Sekedar dua kepeng dari saya-

  7. aisar says:

    @ salman -> yg protes brarti HT/IM/Salafy.. hehehe..

    @ madrid -> wah sepertinya ditulis di atas klo itu “wawancara HARIAN BANGSA”

    @ pakne faiza -> jangan mikir ngeres dulu! bisa jadi kan sun ke ibu guru, sun ke ibu2 tetangga, dst.

    @ Dhimas -> yo, postingan ini silakan dikritisi sehabis-habisnya (soale bukan aq yang ngomong hehe)

    @ knightDNA -> sing penting ojo jotos2an tho mas.. 😀

  8. Ahmad Ridwan says:

    ho..ho.. punten, Sar,
    tak terlihat…

    panjang bgt wawancaranya
    sy cuma baca sekilas aja.

  9. Dhimas says:

    Maksudmu begono?? ya sudah kata-kata orang NU tersebut banyak yang salah.. 😀

  10. donny EL'05 says:

    bismillah…
    yang di bukunya WAMY itu memang ada
    saya pernah baca bukunya dan emang tertulis
    kalo ‘boleh cium wanita, wanita boleh masuk
    parlemen, dll…’

  11. Muslim says:

    Kita doakan saja semoga HT ini “ada” tidak berdasarkan dibalik ketidakpercayaan diri,ketidakmampuan membangun hubungan bermasyarakat (bisa karena miskin ilmu,bodoh,picik,minder karena macam-macamlah, jadinya cenderung mencari teman-teman yang ‘senasib’ untuk membangun kekuatan dari ketidakmampuannya),Prihatin ya?Wallahu ‘alam bi asshowab

  12. Abdul Qodir Jaelani says:

    Wow, yahut banget wawancaranya. Mudah-mudahan kita tetap ada di jalan yang benar menurut Allah.

  13. seizazies says:

    lucu juga bacanya …. hehehehe

    cek dan ricek dulu donks …..

  14. candra says:

    >>Kelompok Salafy ini sangat puritan. Jadi tahlilan, dibaan, ziarah kubur, mereka sangat tidak mau. Mereka menganggap itu syirik. Nah, disinilah, dalam bidang peribadatan itu, kelompok PKS ketemu dengan Salafy.

    maaf sekedar koreksi mas, ziarah kubur tidak pernah dianggap kesyirikan oleh salafy, kenapa saya katakan begitu, karena saya ngajinya disana :). yang dipermasalahkan dalam ziarah kubur adalah jika cara ziarahnya yang salah, misal minta pada yang sudah mati, atau meminta doa kepada Allah lewat perantaraan si mayit.tapi artikelnya menarik….

  15. The master1 says:

    Lucu liat pak kyai satu ini. Memfitnah HT. Sy liat ht tdk pernah ciuman bahkan salaman bersentuhan tangan pd non muhrim. Hati2loh pak kyai.!! Jgn bikin fitnah. Yg sy tau kbnykan dr kalangan pak kyai sndri yg boleh salaman bersentuhan yg bukan muhrim apa lg akhwatny pake krudung asal aja . Jenggot dan celana tdk isbal dianggap budaya oleh pak kyai. Ada hadisny loch

  16. jaulah says:

    Makanya tulisan jangan ditela mentah2 ..Kyai bukan TUHAN……
    he he

  17. Wildan says:

    HA…HA…HA…Capek dech…

  18. Wildan says:

    Yahh…kita tunggu saja kajadiannya…penaklukan konstantinopel itu terealisasi sekiat ratus tahun setelah berita nubuwat dari Rasul. Jadi, kalo Pak Kyai itu bilang khilafah UTOPIa…HA..HA..HA..baca sejarah dulu deh. Khilafah ala Minhajin Nubuwwah itu seperti periode khalifah rasyidin Pak Kyai…bukan Utsmani atau Umayyah…aya aya wae….

  19. Wildan says:

    Tapi sodara2 semua..saya yakin nggak semua Kyai NU kayak begini. Karena saya sendiri juga berinteraksi dengan mereka. Mereka open minded. Selama untuk kejayaan Islam…itu patut diperjuangkan. Jadi nggak pesimistis kayak Kyai Satu ini…yang…AYA-AYA WAE….

  20. faisal says:

    wawancara yang aneh, jawaban2nya pun banyak yang berisi fitnah. KAlo dibilang HTI dan PKS anti tahlil dan maulid nyatanya nggak begitu. Wawancara yang penuh muatan politis dan fanatik kepada golongan. Naudzubillah

  21. andi says:

    PKS ma HTI kebanyakan anggotanya beraliran wahabi dan salafi!! Kenyataan! liat aja perilaku anggotanya!

  22. vanjava says:

    Assalamu’alaikum.wr.wb
    memang wajar pasti ada pro dan kontra,wahai saudaraku seiman semua,marilah kita kembali ke khittoh kita,marilah kita belajar islam hanya dari kulitnya saja,belajar Al-Qur’an kita mulai dari Asbabun Nuzulnya,ilmu Tata bahasanya.
    Belajar Hadist kita harus belajar Asbabul Wurudnya
    supaya kita tahu Apa dan bagaimana Islam yang Kaffah itu,
    Faqir2610@yahoo.com

  23. AHMAD,,,,@YAHOO.COM says:

    Apakah Hizbut Tahrir Gerakan Sesat ?

    Ditulis oleh Farid Ma’ruf di/pada Januari 19, 2007

    Soal :

    Dalam buku terbitan WAMY dikesankan bahwa Hizbut Tahrir adalah gerakan yang sesat (ditunjukkan dengan berbagai bukti penyimpangan).

    Koreksi Atas Buku WAMY, Beserta Buku-Buku Derivatnya

    Oleh: Fahmi Amhar
    dan diteruskan oleh:
    Ahmad Maridi(Mahasiswa Universitas Batam,Batam Island,Kepulauan Riau)

    25.10,08

    hayatulislam.net – Allah SWT berfirman:

    “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa

    suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan

    suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang

    menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Qs. al-Hujurât [49]: 6).

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum

    yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari

    mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok)

    wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang

    diperolok-olokkan) lebih baik daripada wanita (yang mengolok-olok) dan

    janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil

    memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah

    (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka

    mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (Qs. al-Hujurât [49]: 11).

    “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,

    sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu

    mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu

    menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging

    saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.

    Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi

    Maha Penyayang.” (Qs. al-Hujurât [49]: 12).

    Sengaja kami mengutip firman Allah SWT di atas untuk mengingatkan, agar

    kita tidak terjatuh ke dalam kesimpulan-kesimpulan prematur setelah membaca

    buku terbitan WAMY. Sungguh, setelah kami melakukan kajian mendalam dan

    jernih terhadap buku WAMY, dan menafikan aspek-aspek emosional dan kepentingan

    kelompok, buku ini (termasuk derivatnya, misalnya ath-Thariq ila

    Jamâ’at al-Muslimin) adalah buku yang syarat dengan fitnah dan akan menjatuhkan

    siapapun yang terlibat dalam “pembuatan, penerbitan dan juga penyebarluasan

    buku tersebut” ke dalam dosa yang sangat besar. Rasulullah Saw

    bersabda, “Barang siapa membuat sunnah yang jelek, dia akan mendapat dosanya, dan

    dosa dari orang yang mengerjakan sunnah yang jelek tersebut hingga hari

    kiamat (lihat dalam Riyadhus Shalihin, Imam an-Nawawi). Namun demikian, kami

    sebagai seorang muslim yang selalu ingin memupuk ukhuwah Islamiyyah,

    sekaligus sebagai refleksi dari amar ma’ruf nahi ‘anil mungkar, tidak

    akan pernah lelah untuk mengingatkan kaum muslimin terhadap berita-berita

    sepihak, fitnah, dan syarat dengan kepentingan busuk dan keji itu.

    Semoga Allah SWT meluluhlantakkan musuh-musuhnya, dan memberikan kesadaran

    kepada kaum muslim yang selama ini terbelenggu dengan informasi sepihak dan

    beracun itu. Kami menyerukan agar anda melakukan tabayyun. Terutama pihak-pihak

    yang tidak mengetahui duduk persoalan sebenarnya, dan tidak mengetahui latar

    belakang lahirnya buku itu, dan sekaligus kesalahan-kesalahan yang

    terkandung dalam buku tersebut. Tentu, sikap hanya mau menerima

    informasi sepihak, kemudian memberikan justifikasi secara serampangan terhadap

    pihak lain —tanpa ada proses tabayyun terlebih dahulu-merupakan sikap gegabah

    yang tidak sejalan dengan kaedah-kaedah dasar Islam. Alangkah baiknya, jika

    kita tidak tergesa-gesa memberi justifikasi sebelum kita mendengar

    keseluruhan informasi dari kedua belah pihak, sikap tabayyun juga akan

    menghindarkan kita dari berbagai macam fitnah yang justru akan memperlemah kekuatan

    kaum muslimin itu sendiri.

    Kami takut, buku WAMY ini (termasuk pula, buku ath-Thariq ila Jamâ’at

    al-Muslimin, dan juga buku ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah

    wa Dharurah Basyriyyah), justru akan menimbulkan masalah serius bagi

    hubungan antar gerakan Islam sendiri. Bahkan, kami menyaksikan dan melihat

    dengan mata kepala sendiri, buku ini telah disebarluaskan, dan dijadikan buku

    rujukan di beberapa kuliah di Timur Tengah, dan juga menjadi salah satu

    rujukan yang disarankan untuk dibaca oleh sebagian kelompok Islam, di

    negeri ini. Sedihnya, buku ini tidak pernah menyebutkan argumentasi balik dari

    pihak yang dinilai dalam buku itu. Lepas dari apa tendensi pihak yang

    menyebarkan buku-buku semacam ini, kami hanya mengingatakan kepada

    siapa saja yang membaca buku tersebut, termasuk pihak yang sengaja

    menyebarkan, dan mencetak buku ini, untuk bisa berfikir jernih dan mau melakukan

    tabayyun dari pihak-pihak yang dinilai negatif di dalam buku itu. Kami juga

    menyeru kepada kaum muslimin yang sudah terlanjur menganggap benar

    informasi-informasi mengenai gerakan-gerakan Islam (selain Ikhwanul

    Muslimin) yang termuat di dalam buku WAMY itu, untuk menyadari

    kesalahannya dan mau melakukan tabayyun kepada Hizbut Tahrir, atau kepada

    gerakan-gerakan yang dinilai buruk oleh tokoh Ikhwanul Muslimin itu (Jama’ah Tabligh,

    dan lain-lain).

    Kami ingatkan kepada pihak-pihak yang getol menyebarluaskan buku ini,

    bila kalian melakukan upaya-upaya pencitraan buruk terhadap gerakan Islam

    lain (termasuk di dalamnya Hizbut Tahrir) dengan cara-cara murahan seperti

    itu —bukan dengan mengkritik dan mengkritisi ide-idenya—, maka ingat, jika

    umat sudah mengetahui duduk persoalan sebenarnya, pasti mereka berbondong-bondong

    akan meninggalkan anda, dan akan melecehkan cara-cara anda itu.

    Muslim sejati bukanlah orang bodoh yang mudah di provokasi oleh

    berita-berita sepihak. Kaum muslim juga tidak akan mudah percaya begitu

    saja kepada ucapan-ucapan orang yang menganggap dirinya tokoh, tapi lemah

    dalam argumentasi dan berdalil. Kami sangat yakin bahwa siapapun yang

    membaca, dan mengkaji buku ini dengan pembacaan yang jernih, intelektual, tidak

    tendensius, dan non emosional, akan bersikap bijak, dan tidak gegabah

    membuat kesimpulan atau malah ikut-ikutan menyebarkan berita fitnah

    yang sepihak itu! Seharusnya, siapapun yang mendapatkan buku itu, mau

    melakukan proses tabayyun agar mereka mengetahui kebenaran hakikinya, sehingga

    tidak mendzalimi pihak yang lain.

    Kami juga ingatkan kepada siapapun, lebih baik anda mengkritisi pemikiran-pemikiran Hizbut Tahrir, ketengahkan dalil-dalil anda, dan insya Allah, Hizbut Tahrir sebagai partai politik —yang hanya menjadikan Islam sebagai satu-satunya mabda’nya, dan selalu berjuang di jalan Allah tanpa kenal menyerah— akan sangat terbuka dan senang hati menerima dan mengkajinya. Jika ada pendapat yang lebih kuat dan jernih, pasti Hizbut

    Tahrir akan mengadopsi pendapat itu, dan akan meninggalkan pendapatnya yang lemah. Hizbut Tahrir bukanlah partai yang Dogmatis. Hizbut Tahrir juga bukan Partai Politik yang pendapatnya sering mencla-mencle. Hizbut Tahrir bukanlah Partai Politik yang gemar mengutuk dan mendiskriditkan kelompok-kelompok Islam lain.

    Di salah satu forum yang diadakan di Jakarta, kami pernah membahas buku ath-Thariq ila Jamâ’at al-Muslimin, dan kami telah menjelaskan kesalahan metodologis buku itu. Bahkan kami juga telah mengingatkan agar buku itu tidak disebarluaskan. Sebab, buku itu telah menimbulkan fitnah dan penuh dengan kebohongan. Kami hanya ingin agar ikhwan-ikhwan kami tidak terjatuh kepada dosa dan terjatuh dari tindakan menghalalkan segala cara. Namun, ghafarallahu lana! Buku itu tetap saja masih disebarkan!

    Namun demikian, kami tidak akan memusuhi kelompok Islam lain. Sekiranya kritik HT kepada kelompok lain itu sangat keras, bukan berarti HT memusuhi kelompok itu. Akan tetapi, kritik itu dilakukan agar mereka kembali ke jalan yang benar. Oleh karena itu, Hizbut Tahrir bukanlah Partai Politik dogmatis yang hanya mau menerima berita sepihak. Sungguh, apa yang dinyatakan dalam buku WAMY itu sangat jauh dari kenyataan, dan merupakan FITNAH yang membahayakan bagi pembuat dan penyebar bukunya, dan orang-orang yang termakan provokasinya. Buku itu sama sekali tidak membahayakan Hizbut Tahrir. Bagi Hizbut Tahrir, buku WAMY tidak lebih sekedar ujian dan cobaan yang menimpa HT. Hizbut Tahrir akan selalu bersabar atas celaan dan penghinaan.

    Hizbut Tahrir hanya mengharapkan keridloan Allah SWT. Hizbut Tahrir —sebagai sebuah partai politik-tidak akan menyibukkan dirinya untuk menanggapi fitnah-fitnah murahan dan picik itu. Betapa Hizbut Tahrir —semoga Allah memberkahi anda dan kaum muslim-telah distigma dengan berbagai tulisan, semisal, tulisan yang dikeluarkan oleh WAMY, buku ath-Thariq ila Jamâ’at al-Muslimin, dan lain-lain. Namun, apa pernah Hizb sebagai sebuah partai, mengeluarkan bantahan atas fitnah-fitnah dan stigma-stigma itu? Hizb akan menjelaskan bagi mereka yang ingin tabayyun! Sebab, Hizbut Tahrir

    tidak ingin disibukkan dengan persoalan-persoalan yang sebenarnya malah akan

    menyelewengkan kaum muslimin dari perjuangannya menegakkan hukum-hukum Allah.

    Wahai kum muslimin! Umat sudah terlalu lama menderita akibat

    diterapkannya aturan-aturan kufur. Lalu, mengapa kita masih saja disibukkan dengan

    persoalan-persoalan semacam ini? Mengapa kita tidak segera bersatu

    menegakkan aturan-aturan Allah dengan jalan menegakkan Khilafah

    Islamiyyah ‘ala Minhaj al-Nubuwwah?

    Demikianlah, buku itu tidak membahayakan Hizbut Tahrir, akan tetapi

    justru akan membahayakan orang yang menulis dan pihak yang mau terprovokasi

    dengan tulisan-tulisan yang termuat dalam buku itu! Sungguh “Fitnah itu lebih

    kejam dari pembunuhan”. Siapapun yang melakukan hal itu, kelak wajahnya akan

    dibakar oleh api neraka!

    Koreksi Metodologis Aatas Buku WAMY

    Buku WAMY itu banyak merujuk pada karangan Shadiq Amin, yang berjudul ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah Basyariyyah. Penyusun buku WAMY itu sangat jarang merujuk kepada buku-buku primer yang dileluarkan oleh HT. Jikalau ada, kutipan-kutipan tersebut cenderung dipreteli, tidak lengkap, dikutip sebagian-sebagian, dan di stigma sehingga makna utuhnya menjadi kabur bahkan menyimpang dari makna sebenarnya (makna yang dipahami HT).

    Sungguh, buku yang dijadikan rujukan oleh penyusun buku WAMY itu —yakni buku ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah Basyariyyah, karangan Shadiq Amin— adalah buku yang secara ilmiah diragukan, bahkan terjadi kekacuan metodologis yang sangat parah. Mulai dari kesalahan pengutipan, pendustaan yang di sandarkan kepada Hizbut Tahrir, dan pengutipan kalimat yang tidak sempurna sehingga makna yang terkandung menjadi kacau dan salah. Bahkan kutipan-kutipan itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan makna yang dikehendaki oleh HIZB. Layaknya orang membaca “Celakalah orang-orang yang mengerjakan Sholat”, namun kalimatnya tidak diteruskan, sehingga maknanya menyimpang sangat jauh. Walhasil kami menyimpulkan bahwa buku WAMY beserta derivat-derivatnya telah gugur secara ilmiah. Sebab sumber rujukannya, yakni buku ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah Basyariyyah, telah hancur secara akademis.

    Agar kaum muslim mengetahui duduk persoalan sebenarnya, sekaligus

    memahami kesalahan metodologis buku WAMY itu, maka kami akan mengetengahkan

    fakta-fakta kesalahan, pendustaan serta pemelintiran yang terdapat

    dalam buku ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah

    Basyariyyah, karya Shadiq Amin. Kami ingatkan kembali, bahwa buku karya Shadiq Amin adalah sumber rujukan utama bagi buku WAMY, dan juga ath-Thariq ila

    Jamâ’at al-Muslimin. Anda bisa membayangkan sendiri, bila rujukannya saja

    ngacau, lantas betapa lebih ngacaunya buku yang menginduk kepadanya, yakni buku

    WAMY dan ath-Thariq ila Jamâ’at al-Muslimin itu. Fakta kesalahan metodologis

    itu tampak pada kenyataan-kenyataan berikut ini:

    1. Pendustaan atas nama pendapat Hizb Tahrir. Dr. Shadiq Amin dalam

    bukunya ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah Basyariyyah,

    hal.101 menyatakan, “Anda akan dapatkan diantara pengemban dakwah mereka (HT

    red.), orang-orang yang suka meninggalkan dan mengentengkan urusan Sholat.” Ia

    juga menyatakan, “HT telah mengabaikan ibadah nawafil dan dzikir… Oleh

    karena itu. Kita akan dapatkan betapa lemah dan rendahnya ruhiyyah para

    anggota HT, lemahnya hubungan mereka dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, dan

    ketidakterikatan mereka dengan hukum-hukum Syara’.”

    Jelas, statement ini sangat bertentangan dengan ide-ide, dan pemikiran-pemikiran HT yang selalu menekankan untuk selalu terikat dengan hukum syara’. Ini juga sangat bertentang dengan instruksi HT kepada para anggotanya untuk selalu meningkatkan aspek ruhiyyah, dan juga giat dengan ibadah nawafil. Statement ini juga bertolak belakang dengan fakta keanggotaan Hizb Tahrir. Hizb telah menetapkan, muslim yang tidak Sholat tidak boleh menjadi anggota HT, wanita yang tidak mengenakan Jilbab

    tidak boleh menjadi anggota Hizb. Berdasarkan kenyataan ini, lalu apa mungkin

    ada anggota Hizb yang tidak mengerjakan Sholat, sementara HT telah menetapkan bahwa orang yang tidak sholat tidak boleh menjadi anggota HT. Silahkan renungkan sendiri. (Untuk itu anda bisa membaca buku-buku HT, semisal Mafâhim Hizb at-Tahrir, Nidzâm al-Islâm, dan lain-lain). Dan juga banyak pendustaan-pendustaan lain yang tidak perlu kami ketengahkan semuanya dalam tulisan ini. (Jika anda ingin membaca bantahan dari syabab Hizb, agar anda tidak dibohongi dan disesatkan oleh buku penuh tipuan ini, bacalah risalah karya Dr. Abdurrahman al-Baghdadi, Radd ‘ala Kitâb, ad-Da’wah

    al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah Basyariyyah karangan Dr. Shadiq Amin,

    “Bantahan atas buku ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah

    Basyariyyah” karangan Dr. Shadiq Amin).

    Ini saja sudah cukup untuk membuktikan betapa Dr. Shadiq Amin telah melakukan pendustaan. Anehnya, buku ini malah dijadikan rujukan oleh buku WAMY. lalu, layakkah secara ilmiah buku yang penuh dengan pendustaan ini dijadikan rujukan? Bila rujukannya lemah, maka betapa lemahnya buku yang merujuknya.

    2. Pendustaan pengutipan. Pada halaman 105 buku karangan Shadiq Amin itu

    disebutkan, dalam kitab Nidzâm al-‘Uqubât, karangan Dr. ‘Abdurrahman al-Maliki disebutkan, “Siapapun yang berzina (man zanay) dengan salah seorang mahram yang abadi, seperti ibu, dan saudara perempuan dipenjara 10 tahun.” Bahkan tidak cukup dengan itu, Shadiq Amin juga menyatakan beberapa statement yang ia klaim berasal dari kitab Nidzâm al-‘Uqubât edisi akhir karya Dr. ‘Abdurrahman al-Maliki semoga dirahmati Allah. Perlu anda ketahui, kitab Nidzâm al-‘Uqubât adalah buku karya salah seorang anggota Hizb yang terkenal fakih, dan cerdas, bernama Dr. ‘Abdurrahman al-Maliki. Buku ini membahas tentang sistem persanksian di dalam Islam. Statement Shadiq

    Amin dalam bukunya yang berjudul ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah

    wa Dharurah Basyariyyah, “Siapapun yang berzina (man zanay) dengan salah

    seorang mahram yang abadi, seperti ibu, dan saudara perempuan dipenjara 10

    tahun”, ia (Shadiq Amin) klaim, dikutip dari edisi awal kitab Nidzâm

    al-’Uqubât. Padahal, kitab Nidzâm al-‘Uqubât hanya diterbitkan sekali,

    sejak tahun 1965, dan tidak ada cetak ulang. Lalu, dari mana ia bisa

    menyatakan ada edisi awal dan akhir kitab Nidzâm al-‘Uqubât? Jelas ini hanya

    pendustaan saja. Selain itu, bila anda melihat dalam buku asli karangan Dr.

    ‘Abdurrahman al-Maliki, anda akan dapatkan bahwa teks aslinya berbunyi,

    “(Man tazawwaja) Siapapun yang menikah dengan salah seorang mahram yang

    abadi, seperti ibu dan saudara perempuan, dipenjara 10 tahun” bukan,

    “man zanay” sebagaimana klaim Shadiq Amin. Lalu, pernyataan yang salah kutip

    ini ia jadikan senjata untuk menikam Hizbut Tahrir. Shadiq Amin (yang juga

    dikutip oleh WAMY) menyatakan, bahwa hukuman orang berzina sudah sangat

    jelas, yakni dirajam, atau dijilid. Oleh karena itu, kasus zina harus dimasukkan dalam bab hudud, bukan ta’zir. Selanjutnya ia berkomentar, apa yang dilakukan oleh HT dengan cukup memenjara 10 tahun bagi orang yang melakukan perzinaan dengan mahram abadi termasuk penyimpangan terhadap hukum

    syara’.

    Sebelumnya perlu kami sampaikan, bahwa kitab Nidzâm al-‘Uqubât meskipun

    merupakan kitab yang dikeluarkan oleh HT, namun kitab tersebut bukanlah

    kitab mutabannat (kitab yang diadopsi oleh HT). Sehingga tidak bisa mewakili pemikiran HT dalam masalah ‘uqubat (persanksian).

    Statement yang benar terdapat dalam kitab Nidzâm al-‘Uqubât adalah, “Siapapun yang menikah (bukan berzina) dengan salah seorang mahram yang abadi, seperti ibu dan saudara perempuan, dipenjara 10 tahun.” Ada perbedaan mendasar antara “siapa yang berzina” dengan “siapa yang menikahi”. Siapapun yang melakukan perzinaan dengan mahram yang abadi akan dikenai had zina.

    Oleh karena itu, perzinaan termasuk dalam bab hudud, bukan ta’zir. Akan

    tetapi untuk kasus orang yang melakukan pernikahan dengan mahramnya

    yang abadi, berbeda dengan fakta orang yang melakukan perzinaan dengan

    mahramnya yang abadi. Kasus orang yang melakukan pernikahan dengan mahramnya yang abadi, termasuk dalam akad nikah yang fasid. Al-Mukarram Dr.

    ‘Abdurrahman al-Maliki berpendapat bahwa orang yang menikahi mahramnya yang abadi tidak boleh dikenai had zina, sebab masih ada syubhat akad yang menghalalkan

    farji seseorang, meskipun akad itu fasid. Pendapat yang dipegang oleh Dr.

    ‘Abdurrahman al-Maliki ini senada dengan pendapat ulama Hanafiyyah.

    Syaikh ‘Abdul Qadir al-Audah dalam kitabnya (al-Tasyrî’ al-Janâiy, juz II,

    hal. 363), menyatakan, “Akan tetapi Abu Hanifah sendiri berpendapat, orang

    yang menikahi ibunya, anak perempuannya, bibi, (mahram abadi), kemudian

    menyetubuhinya, maka untuk kasus ini tidak dikenai had zina, meskipun

    mereka mengaku, bahwa mereka mengetahui hal itu adalah tindakan haram. Untuk

    kasus semacam ini cukup dikenai hukuman ta’zir.” Ia melanjutkan. “Imam Abu

    Hanifah tidak menjatuhkan had untuk kasus semacam ini karena ada syubhat.”

    Tampaknya, pendapat Abu Hanifah ini diadopsi oleh Dr. ‘Abdurrahman

    al-Maliki dalam kitab Nidzâm al-‘Uqubât. Oleh karena itu, apa yang dinyatakan

    oleh Dr. ‘Abdurrahman al-Maliki dalam kitab Nidzâm al-‘Uqubât itu, bukanlah

    pendapat yang menyimpang. Bahkan penadapat ini merupakan pendapat tangguh yang

    dipegang oleh Imam Hanifah. Walhasil, pendapat Dr. ‘Abdurrahman

    al-Maliki tersebut merupakan pendapat yang Islamiy, dan tidak perlu dijadikan

    bahan untuk menikam saudaranya sendiri.

    Juga tentang ciuman. Hizb dikatakan membolehkan mencium wanita asing.

    Jelas ini merupakan fitnah keji yag ditikamkan kepada HT. Sungguh jika anda

    membaca buku primer HT yang berjudul an-Nidzâm al-Ijtimâ’i fi al-Islâm,

    edisi III, hal.58, anda akan segera sadar, bahwa isi yang terdapat

    dalam buku WAMY sekaligus buku rujukannya itu (karya Shadiq Amin di atas),

    penuh dengan kedustaan dan fitnah. Di dalam kitab an-Nidzâm al-Ijtimâ’i fi

    al-Islâm yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir disebutkan, “Ini berbeda

    dengan ciuman, ciuman seorang laki-laki terhadap wanita asing yang

    diinginkannya, atau sebaliknya, adalah ciuman yang diharamkan. Sebab ciuman semacam

    ini termasuk pembukaan dari zina. Sebab ciuman pada umumnya adalah pembukaan menuju aktivitas zina, meskipun dilakukan tanpa syahwat.” Walhasil, jelaslah, bahwa Hizb sendiri telah mengharamkan seorang laki-laki mencium wanita asing yang bukan mahramnya. Kami bertanya, anda lebih percaya kepada rujukan asli dari Hizbut Tahrir atau buku yang penuh dengan kedustaan itu?

    Walhasil, tidak ada keraguan sedikitpun, buku yang dijadikan rujukan oleh buku terbitan WAMY itu, adalah buku yang penuh dengan tipuan dan pendustaan. Jika rujukannya saja sudah gugur secara metodologis, tentu gugur juga semua buku yang menginduk kepadanya. Walhasil, buku terbitan WAMY tidak ilmiah dan tidak layak dijadikan acuan dan sumber rujukan, dikarenakan rujukannya telah batal secara akademis.

    Kami tegaskan kembali, jika buku Shadiq Amin, yang berjudul ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah Basyariyyah itu dipertanggungjawabkan di depan kajian ilmiah, maka buku itu tidak bernilai ilmiah sama sekali, bahkan batal demi kebenaran ilmiah. Oleh karena itu, untuk menilai apakah buku WAMY bisa dijadikan sebagai rujukan atau tidak, maka tolok ukurnya adalah apakah buku yang dijadikan rujukan dasar buku WAMY itu (buku ad-Da’wah al-Islamiyyah Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah Basyariyyah, karya Shadiq Amin) ilmiah atau tidak. Jika tidak, maka

    gugugrlah keilmiahan buku WAMY tersebut.

    Kami mengingatkan dan mengajak kepada pihak-pihak yang selama ini terlanjur

    mempercayai kebenaran isi buku WAMY itu dan sudah terlanjur menjadikannya

    sebagai rujukan untuk menilai Hizbut Tahrir, agar mau bersikap obyektif dan

    mau menerima koreksi dan pembenaran. Sungguh penerimaan anda dengan penuh

    keikhlasan akan menuntun anda kejalan kebenaran. Kami juga menyarankan kembalilah kepada Islam yang benar, kepada yang sudah terlanjur menyebarkan buku itu, maka tarik dan bekukan buku itu. Jika tidak sungguh adzab Allah sangatlah pedih! Ingatlah sabda Rasulullah Saw, tatkala beliau mengingatkan tentang kedustaan, “Barangsiapa yang berdusta maka mereka bukanlah golongan kami. Pembuat makar dan pengkhianat akan dimasukkan ke dalam neraka.” [HR. at-Tirmidzi dan Abu Na’im dalam al-Haliyah dari Ibnu Mas’ud].

    Kami perlu memberitahukan juga bahwa pengarang ad-Da’wah al-Islamiyyah

    Faridhah Syar’iyyah wa Dharurah Basyariyyah (yang dijadikan sumber rujukan oleh WAMY). Dr. Shadiq Amin, mengarang buku ini dibawah tekanan bangsa Yordania saat itu. Bahkan, penguasa Yordania telah menetapkan buku ini sebagai buku yang harus dipelajari oleh mahasiswa dan dosen pada kuliah Syari’ah di Universitas Yordania. Hal yang perlu dikritisi adalah, (1) Mengapa Pemerintah Yordania sampai menetapkan agar buku ini dipelajari di perguruan tinggi di sana? Sedangkan pada saat yang sama, pengarangnya mengaku sebagai anggota dari gerakan Islam yang meruntuhkan rejim kufur ala pemerintahan Yordan? Betapa kontradiksinya! Kita semua memaklumi bahwa

    pemerintahan Yordan sangat benci terhadap gerakan Islam yang ingin menerapkan aturan-aturan Allah SWT dengan cara menegakkan Khilafah Islamiyyah. Bahkan, setelah Hiizbut Tahrir sering mendapatkan dukungan untuk meraih kekuasaan, pemerintahan Yordania tidak tinggal diam. Lalu, dibuatlah makar untuk menyerang dan menjelek-jelekkan Hizbut Tahrir di hadapan rakyat. Mereka menyuruh orang untuk mengarang buku yang menjelek-jelekkan dan mendiskriditkan HT. Kita mengerti, pemerintahan Yordan sangat anti dengan penerapan Islam yang utuh. Bila pemerintahan Yordan berbaik hati menjadikan buku karangan Shadiq Amin itu sebagai bahan kuliah di Universitas Yordania, tentu maksudnya bukan untuk menyadarkan kaum muslim dari kelompok dan perjuangan yang benar.

    Kita bisa menyimpulkan, pemerintah Yordan menetapkan buku ini sebagai bahan ajar di perguruan tinggi Yordan bukan untuk menyebarkan Islam yang benar, tetapi untuk menikam gerakan-gerakan Islam yang ingin meruntuhkan rejim kufur di sana-yakni HT? Mana mungkin pemerintahan Yordan yang kufur itu mau bersekongkol dengan gerakan yang ingin menghancurkan eksistensi mereka? Bahkan, menjadikan “buku itu” sebagai bahan ajar? Semoga Allah melindungi dan menyadarkan kelompok itu, (2) Setelah ditelusuri dengan jernih dan mendalam, Dr. Shadiq Amin, bukanlah nama sebenarnya. Ia adalah nama samaran dari Dr. ‘Abdullah ‘Azzam, salah seorang pengajar di kuliah Syari’ah di Universitas Yordania, sekaligus seorang mursyid Ikhwan al-Muslimin di Yordania. Pertanyaan selanjutnya adalah, “Kalau buku ini memang ditujukan untuk mengajak kaum muslim menghancurkan rejim kufur, lalu mengapa pada saat yang sama rejim kufur (Yordan) malah menetapkan buku ini sebagai buku rujukan pada kuliah syari’ah di Universitas Yordania?” Dan juga kenapa teman-teman Ikhwan di sini juga getol menyebarkan buku yang di absahkan oleh penguasa Yordan yang fasiq dan dzalim itu? Apakah mereka benar-benar bertujuan untuk menyelamatkan umat? Ataukah mereka ingin mengelabui umat agar umat tidak bergabung dengan jama’ah yang benar-benar ikhlas berjuang di jalan Allah, dan ingin meruntuhkan sistem setan? Wahai renungkanlah?

    Selesai dengan pertolongan Allah

  24. AHMAD,,,,@YAHOO.COM says:

    Ahmad M
    MAhasiswa Universitas BAtam

    Assalamulaikum….

    ### Kalau begitu, HT tidak boleh mempunyai aset?

    Ya pasti. Karena di Indonesia baru berkembang dan legalitasnya masih dipertanyakan. Mungkin karena faktor inilah aktifis-aktifis HT memanfaatkan toleransi warga NU sehingga masjid-masjidnya banyak dikuasai oleh HT. Remaja Masjid Surabaya, misalnya, sudah dikuasai mereka.

    Comment:

    kalo kita bicara dengan Preman Terminal merka pasti marah bila yang dibicarakan soal direbutnya Lahan merka.
    jdi sebenarntya Wawancara itu Seorang KYai tapi kayaknya ga banyak Informasi dan Ilmu jadi jangan Bicara sebaiknya,,,

    Sekedar info sekaligus saya ingin Kritik Cabe, bahwa HT adalh Partai Politik International ber Idiolagi Islam..
    dan resmi Menjadi Ormas Di indonesia(coba CEK ).saya Orang NU lho an Kyai ini bukn Orang NU hanya ngaku2 aja…
    dan

    lebih ngiris dengan KYAi satu ini,masak ingin meramaikan masjid dibilang nrebut berarti kyai dengan Preman tidak BEDA dong…..

    kaPITALISME DI ujuNG Tanduk…
    SyariahDIDEPAN MATA……
    dukung Tegaknya SYariah Islammmm……

    ALLAh AKbar…..ALLAH AKBAR…ALLAH AKBAR….

  25. mahrizal says:

    perkenalkan saya mahrizal
    saya orang NU asli

    saya tidak begitu paham masalah aliran
    yang saya tahu saya hanyalah seorang santri
    yang akan ikut kyai.

  26. Budi says:

    iki ngomong opo toh arek2 iki.. ngelu aku

  27. sugih_radjamlg@yahoo.com says:

    banyak cendekiawan ternyata BODOH, analisanya DANGKAL kayak daerah Menganti Gresik aja. Pendapat yang kering , Hampa dan dpt Nilai NOL. taubatlah saudaraku! menebar fitnah sesama muslim itu dosa besar!HIDUP ISLAM HANCURKAN DEMOKRASI DAN AGEN2 AGENNYA TERMASUK GHAZALKI SANGI\T

  28. azizi says:

    hemh.. warga HT santai aja.. sekarang sudah banyak warga NU yg setuju Khilafah, bahkan diantaranya Kyai NU, Sy sendiri di Malang menyaksikan misalnya KH. Masdar Fauzi, KH. Lukman Hakim dan KH. Suyuti Dahlan mendukung perjuangan HT. kalo gak percaya silahkan tabayyun ke beliau2.. itu baru NU, di luar NU juga banyak kiyai2 yg juga mendukung.. sy jadi ingat Firman Allah: “mereka ingin mematikan cahaya Allah dengan mulut2 mereka tapi Allah justru menyempurnakan cahayaNya meskipun kaum kafir membencinya”. anda bersama pejuang khilafah, atau bersama mereka yang menentang.. yg jelas semakin ditentang semakin banyak yg penasaran dan ikut.. kayak awal penyebaran Islam dulu.. “bismillah” Allah pasti hancurkan segala rintangan.

  29. azizi says:

    ohya kelupaan, pernyataan tokoh2 kayak gitu kedepan gak akan laku.. ingat ini..
    silahkan tentang khilafah, tapi kalau sudah tegak “mau apa?”, menghancurkan khilafah? silahkan saja, dan tunggu ratusan tahun lagi.. krn merubah akidah siyasiyyah tidak mudah, mendirikan khilafah memang sulit, sesulit Ingris dan sekutunya dulu menghancurkannya.. butuh ratusan tahun.. tapi bisa. dan itu sekarang sudah dekat, lihat prediksi kaum inteljen AS:
    http://www.globalsecurity.org/intell/library/reports/2005/nic_globaltrends2020_es.htm

  30. afifmup@gmail.com says:

    Dasar komentar-komentar bohong,,,,,,

    tidak berdasarkan fakta….

    Masa kyai tukang bohong

  31. zidan says:

    capek deh ghozali said……………..track recordnya buruk tuh……..di nu dia juga gak dianggep…….

  32. zidan says:

    wah maunya ngejauhkan nu dari hizbut tahrir wah kagak berhasil pastiya…………gak ngepek yai nu itu riyadhohny hebat pasti ia bisa menerawang yang bela islam sama musuhnya isla…buktinya aku selalu di sambut hangat tuh pasti kalo ke rumah masayich NU di kasih makan lagi……..jadi seribu ghazhali saiad tidak akan bisa membuat hijab antara kami dan NU

  33. santri darul ulum jombang says:

    he cok !!!! kalian tidak malu mendebatkan hal seperti ini….. dasar orang2 bodoh…… ngurus diri kalian sendiri saja tidak bisa….. pakek bawa2 hadis segala…… mondok ndak lulus saja sudah sombong cok!!!!! ini ceritanya orang goblok beradu ego dengan orang goblok!!!!! hahahahahahahha….

  34. irmansyah says:

    Aww. semua pendapat manusia boleh di ambil dan boleh ditinggal kecuali pendapat nabi. Yang namanya Kyai itu bukan istilah islam, kyai hanya istilah lokal indonesia, yang bisa dipakai untuk gelar bagi kerbau, babi, anjing, gamelan, beduk, pohon keris atau apa saja yang oleh masyarakat dianggap pnya kelebihan. di solo ada namanya kyai selamet yang sangat di agungkan masyarakat diatu seekor kebo,Nah… kalo yang diwawancarai ini kyai dari jenis apa?…kebo…babi…atau bukan manusia…eeeh manusia maksud saya?

  35. carubaniyah says:

    Kian jelas sudah bagi masyarakat Indonesia muslim & non muslim yg punya hati nurani…..
    dengan melihat bahasa komentar-komentar yang ada, tentu bisa membedakan mana yang krn hawa nafsu dan mana yang berdasarkan ketawadhu’an & faktual.
    Sebagai muslim tdk hrs merasa kebakaran jenggot atas ulasan atau wacana orang lain jika merasa apa yg dilakukannya benar.
    Semua akan ada balasannya dari Allah swt.

  36. feira says:

    nafsu..
    nafsu..
    nafsu..

  37. feira says:

    jidal bil lathiy hiya ahsan

  38. feira says:

    Fastabiqul khoirot !!

  39. feira says:

    teruslah mencari kebenaran hingga kita bertemu dengan Yang Maha Benar..
    jangan berhenti pada satu titik pandangan..
    saya pernah jadi aktifis (Muhammadiyah, Persis, HTI, dkk..) mempelajari berbagai ide-ide dari ulama-ulamanya organisasi itu, bahkan belajar menghancurkan pendapat yang berbeda dengan keyakinan saya waktu itu, tapi……..
    tapi saya tidak pernah merasakan menjadi manusia yang bisa lebih dekat dengan Allah, akhirnya saya memutuskan untuk suluk.. alhamdulillah

  40. Abu 'Ali says:

    Bismillahirrohmanirrohiim
    Bingkisan ringkas untuk semua kelompok da’wah, NU, HT, IM, dan lain-lain.
    Untuk kelompok NU hendaklah instropeksi diri sebab sangat bnyak praktek-praktek peribadatan kalian yang bertentangan dengan syari’at islam, yang mana kalian sendiri menyadari hal itu, tapi sayang kalian keras kepala dan tidak mau tunduk kepada kebenaran yang datang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjadi pijakan rasulullah sallallahu’alaihi wasallam dan para sahabatnya.

    Untuk HT( partai politik mu’tazilah ) sadarlah kalian dan bertaubatlah dengan da’wah kalian yang menyelisishi da’wah para rosul, menyelisihi da’wah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. sungguh da’wah kalian itu tdak menghasilkan apa-apa kecuali kebuntuan! kalian menjadikan da’wah penegakan khilafah sebagai tujuan utama, sehingga kalian tidak perduli dengan ummat yang masih terjerumus kedalam kegelapan-kegelapan dalam ibadah. da’wah kalian sungguh bertentangan dengan da’wah Nabi kita, yakni dakwah tauhid.

    tidak ada yang dapat kalin lakukan kecuali berteriak khilafah!!! jihad!! setelah itu kalian bingung selayaknya orang yang dungu! masalah aqidah saja kalian menyimpang dengan tidak menjadikan hadits ahad sebagai landasan aqidah, sungguh keyakinan ini menyelisihi ulama kaum muslimin, para sahabat dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari ini, kalian menjadikan akal kalian yang dangkal itu untuk mengakal akali syari’at Allah, padahal fungsi akal itu hanyalah tunduk terhadap nas-nas yang ada bukan malah menghukumi nas-nas yang ada. dengan teori mereka mengenai hadist ahat tdak bisa dijadikan sandaran aqidah maka banyak hadits2 yang mereka tolak, tentang siksa kubur, tentang tanda-tanda hari kiamat, tentang turunnya isa almasih, tentang dajjal,tentang mu;jizat nabi selain alqur’an dan masih banyak lagi yang mereka tolak. mereka mangatakan kami membenarkan tapi tidah meyakininya, sungguh betapa bodohnya mereka, semua itu hanyalah pendustaan mana mungkin bisa diterima akal sehat ungkapan mereka yang bathil itu?????!!!! inilah yang disebut jahlul murokkab.

    sungguh betapa malangnya nasip kalian yang terjerumus dalam da’wah yang menyimpang dari al haq. masalah fiqihnya terlebih lagi, menghalalkan nyanyian dengan musik-musiknya, menghalalkan menyentuh wanita bukan mahrom, menghalalkan nonton vidio porno dan gambar-gambar telanjang, mencium wanita bukan mahrom, sungguh betapa sesetnya mereka yang menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasulnya,

    untuk kaum muslimin hendaklah berhati-hati dari da’wah mereka, mereka itu sebenarnya adalah irhabul fikri teroris dalam pemikiran yang dengan itu nanti akan menuju teror yang nampak semacam pemberontakan dan penggulingan penguasa yang sah. hati-hati HT dalam aqidah menganut faham mu’tazilah dan dari segi yang lain menganut faham khowarij.
    wallahuta’ala a’lam wallahul musta’an.

  41. Assalamu’alaikum,,,untuk semua saudaraku seislam,,,coba kalian fikir terutama dengan aisar,mau sampai kapan antara umat islam membeberkan kejelekan2 masing2,kapan bisa bersatu kalo ternyata masih banyak terjadi perselisihan,kalo memang tidak sepaham janganlah dipublikasikan kejelekannya,entah itu HTI,NU,MUHAMMADIYAH,atau yang lainnya,,,,kapan umat islam bersatu dan menang kalo antar umat aja selalu sperti ini,justru ini yang bikin orang2 yahudi tertawa dan bahagia karena umat islam pasti akan mudah untuk dikalahkan jika seperti ini keadaannya,,coba renungkan dan kembalikan semuanya pada Alloh,,,Alloh membenci permusuhan dan perpecahbelahan antar umat islam,,,renungkanlah,,,,

  42. abu farraas says:

    NU…..hmmm banyak yang aneh menurut saya…
    tahlilan ????? Rasulullah SAW dan generasi terbaik (para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi;ien) mereka tidak pernah mengenal tahlilan ..tujuh harian…..400 harian…memperingati satu tahun kematian…
    YANG LEBIH JELAS HAL INI DILAKUKAN OLEH ORANG HINDU….ADA DALAM RITUAL KEMATIAN ORANG HINDU…..INI FAKTA !!!

    kemudian yang lebih aneh….
    mengatas namakan wali songo..kemudian menjadi dalil…..ini DILARANG !! DALIL ITU QUR’AN DAN SUNNAH…..ucapan walisongo bisa DI AMBIL jika sesuai dengan ISLAM…BISA DITOLAK !!! JIKA SESAT..
    contoh…..melakukan ritual bertapa beberapa hari sampai tumbuh janggutdan lain – lain (mudah-mudahan ini DONGENG MURAHAN SAJA)………yang mana hal itu MENINGGALKAN SHOLAT !!!
    BERTAPA untuk membersihkan HATI ??? meninggalkan SHOLAT yang diwajibkan ALLAH ????????
    apa pernah Rasulullah SAW, para sahabat, ulama salaf..mereka BERTAPA MEMBERSIHKAN HATI….KEMUDIAN MENINGGALKAN SHOLAT ?????

    wah yang ada malah KERASUKAN SETAN KALI….??? ini bisa saja fitnah kepada para wali yang sholeh.

    JIKA para wali songo melakukan HAL ITU (BERTAPA),…….ana katakan para wali songo itu SALAH !! ga usah di tiru jika salah…

    yang menjadi teladan beragama ini RASULULLAH SAW saja….

    pokoknya ANEH AJA NU ini…………..tahlilan 40 hari….satu tahun…bertapa….ah aneh..

    BUDAYA + ISLAM disatukan…???!! AGAMA APA ITU ???
    ISLAM ITU TINGGI dan TIDAK ADA YANG LEBIH TINGGI DARI ISLAM..!!
    ISLAM ITU SMEPURNA…GA USAH DITAMBAH BUDAYA…PALAGI BUDAYA BERBAU DAN KETAL AKAN AGAMA HINDU…??!!!

    KLO CAMPUR-CAMPUR AGAMA DAN BUDAYA YANG CAMPUR HINDU…JELAS SESAT…!!!
    MASA DI BELA..JIKA NU DEMIKIAN….ya jangan SALAH JIKA DISALAHKAN…..

    seperti kata gusdur “GITU AJA KOK REPOT”…….ISLAM TIDAK USAH DI CAMPUR BUDAYA HINDU….
    AKIBATNYA sekarang ini banyak BID’AH………SYIRIK…
    dan TAKLID MENGKULTUSKAN WALI SONGO..GUSDUR..dan berlebihan….Ya ALLAH tolonglah umat ini !!!

  43. ABDULLOH says:

    jangan hanya baca buku dalam satu sisi aj.
    tahlilan bid’ah emang iya tapi bid’ah ap?
    kuliah juga bid’ah, naek sepeda motor juga bid’ah.
    kanjeng Nabi gak pernah kuliah dan gak pernah naek speda motor, itu kan budaya orang barat sana.
    Gusdur juga tahlilan, beliau itu putune NU, gitu aj kok repot.
    Amien rais kemaren ikut tahlil 40 harinya Alm. Adjie Masaid.
    kalo gak tau dalilnya jangan menyesatkan. wong gak tau kok komentar, apanya yang dikomentari.
    akal kita itu terbatas kalah sama alquran, jangan kyk mu’tazilah.

  44. Togel says:

    Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun, Jepang 3,5 tahun. Kemerdekaan Indonesia tidak secara otomatis diperoleh begitu kita berdoa. Pahlawan-pahlawan merenggang nyawa (jihad) demi anak cucu agar bisa menjalankan syariat agama dengan baik. Organisasi agama yang sudah berinvestasi dalam perjuangan kemerdekaan bisa dibaca di sejarah. Sekarang begitu merdeka ada ormas yang tidak ikut berinvestasi dalam perjuangan kemerdekaan memanfaatkan untuk nimbrung ditengah negara Indonesia. Ya biasa ujung-ujungnya supaya dapat upeti dari pengikutnya.

  45. Anonymous says:

    N O V 4 N

  46. yuni says:

    Asslamualaikum,,,
    SodaraQ smua,,,sudah…sudah,,,apapun komentarx,,,
    Semoga kita semua menjadi mahluk yang di Ridhoi sma Allah…
    Yang penting kta hidup di dunia ni kn ”Beribadah untuk Allah,,”
    Hidup cuma sekali kawan,,capek,,kalo bisanya cuma RIBUT muLu,,
    Yang Penting kita mmpersiapkan diri kita,,keluarga kita,,sodara2 muslim kita utk mmpersiapkan bekal utk MATI,,,
    Semoga kita semua mengakhiri akhir hayat kita dg KHUSNUL KHOTIMAH,,,

    Please,,,jangan ribut muLu,,,Negara kita dah pnuh keributan,,,!!!

  47. sok tahu says:

    Sok Tahu tuh kiayi ………….. 1000X

  48. RAFI says:

    hmmm entah ini wawancara nya beneran ato engga, atau mungkin yg di wawancarai tidak mengenal HT dan Ikhwanul muslimin,karena kebetulan ane juga sedang mempelajari perbedaan2 mereka(HTdan IM)..dari pernyataan ulama NU ini jauh sekali dari kenyataan,HT dan ikhwanul muslimin memperjuangkan syariat islam mana mungkin mereka memperbolehkan ciuman yg bukan muhrim,itu fitnah..karena temen ane ada yg HT dan ikhwanul muslimin,ane justru salut ma temen2 ane,mereka bener2 menjalankan prinsip syariat islam,jgn kan ciumana sentuhan aja mereka ga mau…harus di cek dulu tuh buku apa bener asli atau palsu(untuk fitnah) HT dan IM itu patuh terhadap Al-quran dan As Sunnah jd untuk ciuman jelas ga mungkin lah..dan INGAT yah…HT dan IM tidak pernah menjelek2an sesama MUSLIM baik NU , Salafy,dll karena kita semua sodara..klo pun ada itu oknum…seharusnya saling mendukung dengan perjuangan masing2…

    • Anonymous says:

      Hmmmmm….HT gak pernah menjekkan jamaah lain??? Perlu pergi ke toko2 buku kayaknya nih sampeann… Banyak tu buku2 karangannya tokoh HT yang mneyerang mnjelekkan jamaah yg ga sepaham dengannya. Astagfirulloh..

  49. umar says:

    Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
    saya umar.orang tua saya adalah warga NU&mendukung Khilafah.
    komen=ternyata wawancara ini tidak ilmiah.terbukti sudah dibantah ditulisan di atas dari AHMAD,,,,@YAHOO.COM on October 25, 2008 ttg Apakah Hizbut Tahrir Gerakan Sesat ? Ditulis oleh Farid Ma’ruf di/pada Januari 19, 2007

    Wawancara ini tidak ilmiah

  50. sholihin says:

    kita org indonesia yang beragama islam…. bukan org islam yang tinggal di indonesia.. jadi harus tetap di NKRI dan cinta pancasila…
    saya adalah orang NU

  51. hami says:

    HTI, apa balas jasamu untuk negeri, dimana sekarang kamu hidup, pendiri bangsa berkurban nyawa dan harta untuk nasionalisme,NKRI’ adalah final, jangan rusak, perjuangan para ulama dulu yang bersusah payah mendirikan bangsa, teruskan perjuangan beliau2, hidup NKRI Hidup Pancasila

  52. Ikhwan says:

    comment FOR (ABDULLOH)
    afwan ana ingin memperjels…seblum antum berkomentr antum fikr2 dlu…bid’ah itu tdk ada pembagianx …bid’ah yg sdh jels amaln tertolk..seswt yg diad2kn…disini qt tdk berbicara mengenai fasilitas hidup ..sprti yg antum ktakn bhwa, naek sepeda motor juga bid’ah.
    kanjeng Nabi gak pernah naek speda motor, .atw orng lain yg mengtkn klw bgtu tdk perlu menggunkn pesawat, mobil.dll…itu jelas pandangan yg terlalu ngawur….sekali lg qta tdk berbicara tentng fasilitas hidup yg hukum asalnya adalah boleh….dan seperti yg antum ktkn..bhwa Gusdur juga tahlilan, beliau itu putune NU, gitu aj kok repot.
    Amien rais kemaren ikut tahlil 40 harinya Alm. Adjie Masaid…brulah qt berbcra tntng ibdah..nah ini yg dimksud bid’ah,,,praktek2 sprti ini tdk pernh dicontohkn Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam….semoga antum faham….dn bertmbh ilmu,,,

  53. AHMAD SODIK says:

    AKU NU TULEN… WANI MATI PERANG DG MUSUH-MUSUH NU……..! YEN WANI RENEO TAK ANTEMI SIAPAPUN YG BERANI MENGHINA PARA KYAI-KYAI NU, terimalah faktanya memang demikian…..! sing gak trimo ngetarani isen wadine kewoco… dan itu bukti kebenaran INFO WAWANCARA TSB DIATAS……….

  54. rosidi says:

    emang sulit berbicara dgn orang bodoh tdk bs baca kitab, taunya cuma ngutip, dengerin dan melihat tanpa tahu aslinya HTi itu rta2 pengikutnya tdk tahu tentang islam, sehingga mereka sangat gigih berjuang tapi tdk tahu apa yg diperjuangkan….. Kasihan mereka hy menerima doktrin saja, makanya browwww HTI coba baca aslinya kitabnya dulu baru komentar, waahhh yg saya tahu rata2 HTI repot kr memang tdk ngerti gimana mo mengartikan kitab wong baca al_quran saja blm lancar….. wlwkwkwkwkwk

  55. guntur says:

    Aku orang Islam…jaman nabi tidak ada HTI, NU, Muhammadiyah.SUNNI,SYI’AH….

  56. kira says:

    aku punya tu kitabnya si taqyudin asyakhsiyah al islamiyah, udah kagak ada yg bener emang, trus barnamaj hizbut tahrir jg, HT dan Wahabi TALAFY (g pantas pakek nama salafy) emg udah memecah belah islam, si wahabi ni udah jelas2 tlh d sbutkn dlm hadits bhwa kelak akn keluar tanduk syetan dr Nejd (tmpt lahirnya paham wahabi).
    Hidup ahlussunnah

  57. Pingback: Antara NU, HTI, Tarbiyah dan Ikhwanul Muslimin oleh Alwi Baharsyah pada 23 Agustus 2012 pukul 20:29 · « Menebar Kebaikan dan Menuainya

  58. ari puji says:

    Hahaha lucu yaa orang NU,
    “Masjid NU dikuasai HT”

    Ente kira yg bangun tuh masjid dri organisasi NU aj, trs ormas lain g boleh memanfaatkan.

    hai orang yg paham akan ilmu agama, masjid itu milik umat islam, rumah Allah. Setiap muslim berhak untuk masjid itu.

    HT itu setau saya mengajak org islam kmbali dlam khdupan yg bner” di atur aturan islam secara utuh. Msa ngajak baik malah dimusuhi.

    Saya sih mikirnya, NU tu takut kehilangan anggota itu aja sih, lo ente nganggep NU tu paling bner brrti yaa sama aja, klo org g mau masuk NU tu brrti org g bener, seakan akan msuk NU tu Wajib jib jib.

    Soryy bro, ane cma pngamat pergerakan aja.

  59. andri says:

    AHMAD SODIK DAN santri darul ulum jombang SANG BRANDAL. Padahal komentnya bagus2 dari awal. penuh intelektual, kok tiba 2 koment kayak binatang. setau saya, kader2 NU yang muda muda. tidak lebih seperti berandalan. anda bisa sok sokan dijawa. tapi tidak diluar jawa anda bisa mati disini bro. saya orang maluku utara. NU g ada baunya disini. saya jadi aneh liat koment2 dari orang NU yang berandalan itu mirip preman. diluar jawa justru HT PKS jauh lebih kuat dari pada NU. NU cuma kuat di jawa saja mungkin sama dg budaya. dan kami diluar jawa tidak pake adat jawa (NU) kami punya adat sendiri dan dakwah HT PKS dan Salafi bener2 bisa menyatukan kita umat muslim yang berbeda2 adat dan budaya. itupun udah di preteli kader kadernya dan sekarang Mereka kebakaran jenggot. dan memang saya tahu klo ajaran warga NU banyak bid’ah nya. akuilah saja gtu. mereka membuat buat amalan sendri. dan itu tidak di terima di luar jawa bro. disini NU cuma ada plang nama saja. tapi saya salut dengan militansi HTI PKS WAHDA SALAFI yang luar biasa disini dan melakukan edukasi terhadap masyarakat. tidak seperti NU yang dakwahnya cuma bisa ancam2 aja. justru yang kami lihat GP anshor yang merupakan anak dari NU yang merupakan aliran kekerasan. kader2nya banyak yang seperti brandal.

  60. rozie says:

    mudah”n kita masih berada lindungan allah swt,,,,,amiennn,,,,walaupun skarang banyak orang” luar yang ingin mencoba menghancurkan agama islam,

    d tulis dalam al-quran:
    bahwa sesungguhnya agama islamlah yang kekal & abadi

  61. aldini says:

    “TSUMMA TAKUNNU KHILAFATAN ALA MINHAJIN NUBUWWAH”
    kemudian akan ada khilafah yang mengikuti METODE KENABIAN.
    prediksi Rosulullah, tidak akan pernah meleset! insya ALLAH.

  62. Ayo…bersatu….sejak dulu…kita diadu- domba……lha sekarang kok masih begitu….belajar jangan hanya dari satu sisi, pelajari yg lain, sehingga seimbang…..NU ada dimana-mana…bukan di Jawa saja. Tahlil ada dalilnya…pelajari juga. Kalau kita mau kuat…di segani…jalan satu2nya hanya ” bersatu”. Jangan saling menyalahkan, mengkafirkan dll. INGAT : SURGA DAN NERAKA, itu bukan karena amal semata, tapi Ridho dari Allah. Ini ghoib dan mutlak Hak -Nya.

  63. I appreciate you sharing this article.Thanks Again. Keep writing.

  64. wirayuds says:

    Emang kalau orang yg g mau belar islam secara kafah kayak gitu

  65. tendysuryana@ymail.com says:

    saya mau tanya sama antum……

    ROSUL BERSABDA

    “MUSLIM SATU DENGAN MUSLIM LAINNYA ITU BERSAUDARA”

    LAH KOQ ANEH ANTUM NGAKU MUSLIM NU TAPI DOYANAN ANTUM FITNAH SESAMA MUSLIM ….

    SAYA JUGA NU TAPI SAYA CUMA BENCI TERHADAP ORANG KAFIR YANG MEMECAH BELAH KAUM MUSLIMIN TERMASUK PEMIKIRAN2 MEREKA YANG ANTUM ADOPSI ….

    HUBUNGI SAYA JIKA ANTUM MERASA MUSLIM ….
    ACUHKAN BILA ANTUM MERASA PALING BENAR!!!!!
    085213921947

  66. rizky says:

    dari kecil saya terlahir dari nu,,,baik dari pondok pesantren nu…tapi setelah saya mencicip kajian di hti…nggk pernah ada celaan terhadap nu,,,maupun serangan2…hizbutahrir menanamkan nilai2 yang di ajarkan rasulullah…akan kasih sayang sesama umat islam..
    dan saya merasakan benar2 muslim… yang rindu akan syariat Allah,,,dan kedamaian seluruh alam.

  67. Hmm, I’m not sure if I can agree with you, but I see where you are coming from.

  68. assodik alpasundani says:

    wah banyak yang koment ” kayaknya” lebih pinter dari pak dosen ini. KAYAKnya bener, KAYAKnya lebih pinter. Semua juga cuma keliatannya saja, sudahlah buatmu yaa buatmu, buatku yaa buatku. yang Maha benar itu Alloh SWT. jadi kalau pengen tahu mana yang bener dan mana yang salah, ntar aja tanya sama Alloh kalau udah mati. Di bumi ini tempatnya kita beribadah, ga perlu saling sikut, saling menjegal. sesuai keyakinan masing2 saja dan ga perlu memaksakan kehendak pada orang lain. Saya NU, kamu Muhamadiyah, kamu HTI, kamu Salafi, ya sudah yang penting kita masih sodara seagama, untuk yang beda agama ya kita tetep juga sodara SODARA SENEGARA..

  69. NCAS says:

    Nasionalisme , leberalisme dan sekularisme itu paham-paham orang kafir , maka sebagai umat islam jangan mengambil pemikiran orang kafir . di jelaskan dalam QS Al- Hasyr ayat 7 ” apa saja yang Rasul sampaikan kepada kalian, terimalah. apa saja yang beliau larang atas kalian , tinggalkan lah . dalam ayat ini menjelaskan bahwa apa yang di sampaikan oleh Rasullulah SAW wajib kita terima . dan apa yang Rasullullah larang maka kita tinggalkan . baik keadaan baik maupun buruk . pasti di dalam nya ada suatu kemaslhatan.

    sekarang kita coba lihat, kenapa indonesia kok banyak penyelundupan narkoba dan memakai barang barang yang haram . sebab indonesia sendiri memakai hukum-hukum kufur yang di buat oleh manusia.!!!! kenapa kita sebagai umat muslim koq gk pakai saja hukum-hukum Allah dan Rasullnya??? INGAT!!! ISLAM itu bukan agama yang mengatur ibadah saja (sholat, zakat, puasa, haji,tharah) tetapi ISLAM juga mengatur masalah Politik, Sosial, Ekonomi dan Aklahk.
    QS Al Baqarah ayat 208, Allah Berfirman ” Hai Orang orang beriman, masuklah kalian kedalam islam secara keseluruhan(Kaffah). ayat ini menjalaskan bahwa seorang mukmin wajib memasukan jiwa nya dan raganya kedalam ISLAM secara menyeluruh.

    makanya jangan heran kalo negara kita ini banyak masalah di bidang POLITIK EKONOMI maupun SOSIAL. sebab negara kita sudah mencampakkan hukum-hukum Allah( hukum Syariat ISLAM) dan mengganti kan sistem kufur seperti (Nasionalis LIberalis sekularis.) makanya narkoba , miras, freesex terjadi di mana-mana . karena mereka beranggapan bahwa perbuatan semacam itu boleh dilakukan asal tidak mengganggu(bebas)/liberal sistemnya. batapa tragis nya negeri ini !! maka dari itu hanya sistem ISLAM yang bisa mengatasi masalah semacam penyimpangan seprti itu , bahkan masalah ekonomi maupun sistem politik pun akan selesai . gak ributttt ajee …

    kenapa sih koq gk flashback masa jaman ke emasan ISLAM. INGAT !! zaman sistem peradaban itu sudah 12 abad bisa memecahkan masalah kayak gitu.an . sosial/Komunis aja
    gk sampek 1 abad,apalagi demokrasi (sistem nya orang kafir) kayaknya mau runtuh nih!! gara” gk bisa ngatasin masalah dalam kehidupan. suuudaaahh lah .. cukup sistem khilafah itu sudah baik.. sumber hukum nya sudah jelas dari Al Quran dan As Sunnah. dan sebagai umat ISLAM kan kita Iman kepada Kitab Allah dan RasulNya. klo kita tidak mengambil apa yang kita imankan itu sama saja kita termasuk orang orang yang tidak beriman.!! dan orang orang yang tidak beriman adalah orang orang yang KAFIR alias Penghuni NERAKA!!

  70. macam nya ini bukan perilaku orang Islam

  71. Musuh-Musuh Islam yaitu kaum KAFIRUN, ZOLIMUN, dan FASIQUN adalah manusia yang mengikuti Jejak Iblis dalam menentang ALLAH. Mereka sangat benci dan menentang jika Syariat ALLAH diterapkan secara KAFFAH di Bumi Milik ALLAH ini.

Leave a reply to aisar Cancel reply