Pengalaman Terkurung Di Dalam Lift ITB

liftKejadian ini sungguh mengejutkan, membuatku agak trauma dengan lift di ITB. Terkurung berlima di dalam lift yang macet, hingga sempat lemas tak berdaya kehabisan oksigen. Untungnya, kami semua berhasil diselamatkan dari kemungkinan lebih buruk yang dapat terjadi.

Kejadian ini berawal seusai bubaran sesi kuliah di lantai 4 Labtek VIII kampus ITB. Untuk turun menuju lantai 1, sebagian besar mahasiswa memilih menggunakan tangga ketimbang harus menunggu lift datang, apalagi kapasitas muat lift tersebut cukup terbatas (5-6 orang).

Mujur bagiku, pintu lift sedang terbuka ketika aku melewatinya. Kebetulan saat itu lift baru terisi empat orang. Tanpa pikir panjang aku pun masuk ke dalam lift. Semua terlihat normal dan baik-baik saja saat lift mulai menuruni lantai, hingga lift melewati lantai dua, tiba-tiba hal yang janggal terjadi.

Lift berhenti dengan kasar, dan mengeluarkan raungan alarm yang nyaring sementara pintu tetap tertutup rapat. Pada panelnya, indikator tanda “overload” berkedap-kedip. Kami berlima kaget, mengetahui bahwa lift tidak bergerak, dan pintu tidak dapat terbuka. Kami terkunci di dalam lift.

Biasanya, indikator ‘overload’ menanadakan lift kelebihan muatan. Namun sepanjang pengalamanku, pada saat lift ‘overload’, ia akan berhenti di lantai selanjutnya dan membuka pintunya lebar-lebar, sesuatu yang tidak terjadi saat itu. Penekanan tombol bergambar ‘alarm’ maupun ‘telepon’ sepertinya juga tidak membuahkan hasil, begitu juga dengan percobaan membuka pintu secara paksa. Lift tetap terkunci dengan raungan alarm yang mulai membuat telingaku sakit.

Kepanikan kecil mulai terjadi saat kami menyadari tidak ada satupun HP yang berhasil menerima sinyal di dalam lift. Kami tidak bisa menghubungi siapa pun. Kami pun menggedor-gedor pintu, berteriak-teriak minta tolong. Harapannya ada orang di luar sana yang menyadari lift macet dan segera memanggil teknisi.

Sekitar 5 menit berlalu tanpa hasil. Seorang kawan mencoba membobol kunci panel lift, namun gagal. Begitu juga dengan usahaku dan dua orang lainnya membuka pintu secara paksa.  Kami curiga, jangan-jangan lift berhenti di tengah-tengah antara dua lantai. Jika hal itu benar, maka kecil kemungkinan ada orang yang mendengar gedoran dan teriakan kami. Bahkan ekstrimnya, aku berpikir hal yang lebih buruk dapat terjadi akibat tidak adanya ventilasi udara sedikitpun di dalam lift.

Benar saja, tidak lama kemudian kami merasakan kadar oksigen mulai menipis. Kami mulai sulit bernafas, sehingga aku pun menyarankan agar semua orang berhenti bergerak dan berbicara untuk menghemat oksigen. Tidak ada lagi yang dapat kami lakukan selain duduk dan berdoa, memohon pertolongan yang Maha Kuasa.

Semakin lama, dadaku semakin sesak, telinga bertambah sakit, dan aku sempat berpikir, “may be this is the time, i will leave”. Aku sudah pasrah dan ikhlas dengan apa yang akan terjadi, walaupun ingin menangis rasanya seandainya benar aku “dipanggil” dalam keadaan penuh dosa dan tanpa prestasi di dunia seperti sekarang.

Orang-orang di sekelilingku tampak tenang menghadapi ini. Semuanya masih dapat tersenyum, walaupun dengan kondisi udara seperti ini, mungkin kami sudah setengah sadar.

Belum sempat di antara kami ada yang memejamkan mata, tiba-tiba saja terdengar bunyi ketokan pintu di luar sana. Spontan kami kembali mencoba membuka celah di pintu lift dengan tenaga seadanya. Terdengar ada orang berusaha membuka pintu luar lift dan akhirnya kami melihat cahaya luar masuk ke dalam lift melalui celah selebar 2 senti. Alhamdulillah, ternyata dugaan kami sebelumnya meleset. Kami tidak terjebak di tengah-tengah lantai! Benar-benar harapan hidup untuk kami.

Akhirnya, udara dapat masuk ke dalam lift. Kami mendapat energi kembali untuk membuka paksa pintu dan keluar dari lift. Terlihat di luar sana orang-orang berkumpul menyaksikan kejadian ini. Sebagian dari mereka berusaha menolong kami membuka paksa pintu lift.

Ternyata tidak mudah menaklukkan pintu lift tersebut. Saking sulitnya, kami sempat istirahat dulu dan celah tersebut diganjal oleh sebuah stabilo. Beberapa saat kemudian, kami mencoba kembali dan yes! akhirnya pintu lift berhasil terbuka berkat bantuan juga dari kawan-kawan yang ada di luar. Alhamdulillah..

Fiuh, kejadian yang sungguh langka bagiku. Ternyata, aku masih diberi kesempatan untuk berbuat lebih banyak lagi di dunia. Thank’s God, I’ll take the chance..

28 Responses to Pengalaman Terkurung Di Dalam Lift ITB

  1. restya says:

    “Ternyata, aku masih diberi kesempatan untuk berbuat lebih banyak lagi di dunia”

    Berbuat apa, tuh? He3…
    Jadi merinding juga, gimana yaks klo tiba-tiba saat itu datang?

  2. Wildan says:

    ngeri juga gw..mending tangga aja ah..lagian lebih sporty

  3. hamka says:

    hoho… satu lagi korban kejebak di lift labtek VII?,

    aing udah dua kali kejebak… ,persis , setelah turun melewati lantai 2, pintu lift macet. Untung ga sampe lama2 5 menit
    Nah pengalamanku, pas kejebak itu, coba pencet tombol lift lantai 2 , insya Allah naiknya ke lantai 2
    Yah, harus dicari permasalahan liftnya, sebab2 logisnya. Malu2in elektro aja nih lift … :p

  4. Angga says:

    Wahahaha, itu lift udah bermasalah sehari sebelum kejadian ini, dan aku termasuk yang kena masalah itu. Lift ini waktu berhenti di lantai 1 pintunya ndak mau kebuka, tapi untung di lantai yang lain mau, jadi keluar dari lantai 2 terus jalan lewat tangga.

    Syukur lah situ selamet sar, jadi masih dikasih kesempatan untuk tobat, hahaha…. ^_^

  5. aisar says:

    @ restya -> menyempurnakan separuh agama 🙂

    @ wildan -> yoi, seharian ni gw naik turun tangga terus

    @ hamka -> ho gitu, masi bisa naik. klo kemaren pas aq macet, tombol2 dipencet tu udah ga ngefek 😀

    @ angga -> alhamdulillah, si itu ga jadi janda wkwkwkwk

  6. reiSHA says:

    Wah, ternyata yang bermasalah ga hanya lift di Labtek V ya. Dulu aku pernah, terkurung di lift Labtek V, untungnya cuma bentar. Mana waktu itu dah telat mau kuliah… Untung ga sendiri di liftnya. Kalo sendiri kan serem juga…

  7. mas_adhi says:

    untungnya ga bakalan kuliah2 lg yg depannya ada kode EL-nya

  8. F4154LMAN says:

    walah, lift elektro memalukan ini.. besok-besok masih mau naik lift labtek VIII lagi gak 😀

  9. yumcatz says:

    yang paling memalukan itu lift yang rusak itu ada di elektro 😀

  10. Zha says:

    wuih, cukup menyeramkan juga ya..

    yah, beruntung masih diberikan keselamatan oleh 4WI..

    manfaatkan sebaik2nya tuh..:)

  11. niez-nya adit says:

    yaolooooooohh…
    serem banget…
    alhamdulillah masi ditolong sama Beliau…

  12. aisar says:

    @ sha -> jgn2 smua ITB kompak lift-nya macet

    @ adhi -> hehe, nyesel kan ikut praktikum di labtek VIII

    @ salman -> betulin lah man.. orang elektro kan kow :p

    @ yumcatz -> justru karena lift-nya sering diporeki, curiga kemaren habis di tune-up biar larinya kenceng

    @ liza -> iya nih, untung.. blom nikah pula awa.. 😀

    @ niez -> eh, albaz udah punya blog lho.. albaz.wordpress

  13. PenyuGarong says:

    hwah… syukur ga fatal akibatnya…

    makanya laen kali naek tangga aja bro… 😀

  14. zuldgreat says:

    wakakakak

    saya juga pernah ngerasain sar

    ayo semangat berjalan 😀

    untuk tubuh yang lebih sehat dan energi yang lebih hemat

  15. yang waktu itu diganjelnya pake stabilo warna orange ?

  16. aisar says:

    @ PenyuGarong -> Iya gw sekarang rajin naik tangga.. Kaki serasa tambah berotot aja..

    @ zuldgreat -> wah pas banget.. ada anak kendali di sini.. mana zul, mana buktinya teknik kendali eksis.. lift-nya dioprekin lah 😀

    @ hey..dith -> hoho.. pelaku sejarah-kah…

  17. narpen says:

    iya.. bbrp hari lalu gw naik turun lt 1 ke lt 3 bolak balik >.< capeeekk…

    tp skarang uda jalan lagi kn sar?
    kmrn2 gw mo nyoba juga ngeri2 gtu 😀 soalnya gw jg pnah kejebak waktu maghrib2 naik dari basement ke lante 1 (jadi malu, cuma 1 lante :p),,

    waktu gw naik, sampe di lt 1, tiba2 jlebbb… mati bo.. pintunya ngebuka sekitar 5 cm tapi blm kelihatan pemandangan luar. panik lah. mana gw sendirian pula..

    mo gedor2 g ada yg denger, mo nelp temen g ada sinyal, mo narik pintunya sendiri ko ga kebuka.. (emang dasar tangan ga ada ototnya jg :D)
    iseng mencet semua tombol, ternyata liftnya nutup lagi dan lgs naik k lante 2..

    WOHHH… -bernafas lega- ternyata macetnya cuma di pintu lantai 1 sar… jadi klo ada org naik dari basement ke lt 3 sih sbnrny fine2 aja (ga nyadar)..

  18. Pingback: Pengalaman Orang Katro Nyobain Mobil Baru (Toyota Vios) « Aisar - La Vida, La Lucha

  19. Nanta says:

    Hahaha.. Mirip banget ma ak sar. CUman ak lebih cepet n lebih dikit orang e

  20. Tottz says:

    Alhamdulillah.. padahal aku sering banget gunain lift di kamusku.. Alhamdulillah sampai sekarang belum menemui hal demikian… semoga aja ga terjadi… kekeke

  21. Tottz says:

    apa ga ada AC? di tempatku kok ada ACnya.. pokoknya udara mengalir dingin lah…

  22. Ahromi Irawan says:

    tegang juga baca ceritanya,..
    apalagi kalo ngalamin sendiri,….

    salam dari Cirebon

  23. amiramdhani says:

    wah,,
    alhmdulillah masih selamet sar,,

    lift2 di itb serem2 ternyata, untung d fisika gk ada lift,,hehehe (emng cman 2 lt juga,)

  24. arie says:

    saya udah beberapa kali ngalami pintu lift gak mau kebuka.. malah pernah pas malem2 waktu nginep di lab.. untung aja setelah beberapa menit, liftnya naik (balik) ke lantai 4 lagi trus ngebuka..

    menurut pengamatanku sih, masalah pintu lift gak mau ngebuka cuma terjadi di lantai 1.. trus dalam kondisi idle tiap beberapa waktu lift bakal naik ke lantai 4 atau basement secara bergantian..

    tapi, kaya’nya udah diperbaiki qo sekarang..

  25. aisar says:

    @ narpen -> hoho, dugaanku, kordas sismik harusnya bisa mbetuli controller lift-nya. mungkin mesti di-program ulang? 😀

    @ nanta -> yoi, kemaren udah denger langsung ceritanya mas

    @ tottz -> AC? boro-boro hehehe.. ITB hemat energi kali..

    @ ahromi -> wah, pakabar bro! opreker komputer dari Auto 2000 Cirebon, Welcome to my blog!

    @ ami -> beruntunglah cuma dua lantai..

    @ arie -> alhamdulillah klo udah diperbaiki, jangan sampai mas Arie yang udah mo lulus + nikah ini jadi korban 😀 undang-undang mas..

  26. Tottz says:

    ga hanya hemat energi… hemat bandwidth juga.. banyak situs yang di blok.. 😀 sehingga muncul penjaga cumi.. diceritain kayak gitu gw jadi geli..

  27. scooterboyz says:

    Untung ndak kaya ini sar..:D

  28. edukasi says:

    waduuuuhhhhh……:D

Leave a reply to reiSHA Cancel reply